lain selain yang ada pada sistem pernapasan. Peradangan semacam itu bisa saja mengubah suplai darah ke rahim, sehingga mengganggu kemampuan sel telur untuk ditanamkan di sana,’’ kata peneliti lebih lanjut.
Menanggapi studi ini, kepala Center for Human Production di North Shore University Hospital, Manhasset, New York, Dr Avner Hershlag juga berasumsi jika wanita penderita asma tidak bisa berupaya untuk hamil sesering wanita yang tidak mengidap gangguan pernapasan ini. ‘’Ketika seseorang tengah jatuh sakit misalkan asma, maka fokus mereka akan berubah, dari saya akan mengandung menjadi saya ingin cepat sembuh,’’ kata Hershlag.
Barulah ketika kondisinya sudah stabil dan tidak lagi merasakan serangan asma sesering biasanya, maka si wanita menjadi jauh lebih sehat dan tubuhnya mungkin lebih siap dalam menanggulangi proses kehamilan.