pada orang-orang kaya. Diduga, orang-orang dari kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi cenderung menggunakan produk yang mengandung bahan kimia tersebut.
Dr Tyrrell dan timnya menganalisis data dari Survei Pemeriksaan Gizi dan Kesehatan Nasional AS. Tujuannya untuk melihat kemungkinan adanya kaitan antara status sosial ekonomi seseorang, dengan prevalensi bahan kimia tertentu di dalam tubuhnya.
Awalnya, mereka berharap menemukan orang dengan status sosial ekonomi yang rendah cenderung lebih banyak memiliki racun di dalam tubuhnya. Ternyata, hasil temuannya berbeda dari yang diharapkan.
Dr Tyrell dan timnya membandingkan hasil pemeriksaan kesehatan dari 6 populasi yang berbeda. Hasilnya, para peneliti mampu menemukan hubungan yang kuat antara 18 bahan kimia yang berbeda dengan tingkat kemiskinan. (nhk)