konsentrasi karsinogen tertentu pada tingkat yang sama dengan perokok biasa.
Analisis peneliti menunjukkan bahwa dibandingkan dengan non-perokok, perokok cerutu memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dari cotinine dan kadmium dalam darah mereka dan 1-butanol (NNAL) dalam urin mereka. Cotinine diproduksi setelah nikotin masuk ke dalam tubuh, dan ilmuwan menganggap senyawa pengukuran paling dapat diandalkan dari paparan tembakau. Kadmium telah dikaitkan dengan penyakit seperti penyakit ginjal, peradangan dan penyakit pernafasan, sedangkan NNAL merupakan karsinogen kuat.
‘’Hasil kami konsisten dengan bukti epidemiologi menunjukkan bahwa merokok cerutu sebagai penyebab penyakit dan kematian dini,’’ tulis para peneliti.
Menurut National Cancer Institute, bagian dari National Institutes of Health (NIH), cerutu menyebabkan kanker rongga mulut, serta kanker laring, esofagus dan paru-paru.