SELAT PANJANG ( RIAUPOS.CO) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kepulauan Meranti menyoroti kelayakan Jembatan Panglima Sampul yang menjadi akses penghubung Desa Gogok dan Alai, Kecamatan Tebingtinggi Barat.
Mereka sangsi, jembatan yang usianya sama dengan Jembatan Selat Akar yang ambruk belum lama ini bakal memiliki nasib serupa.
“Rasa khawatir tentu muncul jika melihat jembatan tak dirawat dengan baik. Apalagi ada jembatan yang sama sudah ambruk di Tasik Putripuyu,” ungkap Ketua Komisi II DPRD Meranti, H Taufiek SM, Rabu (23/8).
Hendaknya, kata dia, ada antisipasi dan perhatian dari pihak terkait. Apalagi sejauh ini tak ada laporan tinjaun teknis yang mereka terima.
Masalahnya, jembatan ini satu-satunya akses warga menuju kota. “Kami dapat info usia kedua jembatan ini sama,” ujarnya.
Ia minta pemerintah dalam hal ini OPD terkait segera melakukan pengecekan terhadap jembatan tersebut agar tidak ada menimbulkan korban jiwa.
Plt Kepala Dinas PUPR Kepulauan Meranti Rahmat Kurnia ST mengatakan, jika jembatan itu statusnya masuk dalam ruas jalan provinsi sama dengan Jembatan Selat Akar.
Terkait kekhawatiran itu, pihaknya sudah berkoordinasi ke Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (PUPRPKPP) Riau untuk segera dilakukan perbaikan dan menyerahkan hasil Detail Engineering Design atau DED yang telah dibuat beberapa tahun silam.
“Jembatan itu masuk ruas jalan provinsi, di mana titiknya dimulai dari Simpang Puskesmas Alah Air sampai ke Kampung Balak. Penanganan dan pemeliharaannya menggunakan anggaran provinsi. Kita sudah mengetahui jembatan itu rusak dan perlu perbaikan, makanya kita buatkan DED perbaikannya 2017 lalu,” ujarnya.(gem)
Laporan WIRA SAPUTRA, Selatpanjang