WABAH CORONA

Zona Hijau, Meranti Masih Ragu Laksanakan Belajar Mengajar Tatap Muka

Kepulauan Meranti | Senin, 22 Juni 2020 - 00:20 WIB

Zona Hijau, Meranti Masih Ragu Laksanakan Belajar Mengajar Tatap Muka
Beberapa orang murid SD berpakaian lengkap pulang sekolah jauh sebelum pandemi Covid-19, Jalan Dorak, Kecamatan Tebintinggi.(WIRA/RIAUPOS.CO)

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Pasca sirna dari keberadaan pasien positif Covid-19 karena telah dinyatakan sembuh, Pemda Kabupaten Kepulauan Meranti klaim daerah setempat sebagai zona hijau terhadap penyebaran Covid-19. 

Walaupun demikian, mereka masih ragu membuka gerbang sekolah atau berlakukan belajar mengajar tatap muka di sekolah. 


"Sepekan setelah sembuhnya sisa pasien terjangkit Covid-19, saat ini Meranti adalah zona hijau terhadap penyebaran Covid-19," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti, kepada RiauPos.co, Ahad (21/6/20) siang. 

Dengan begitu dibeberkannya, tepat 1 Juli 2020 mendatang Kepulauan Meranti resmi menetapkan status new normal atau hidup dengan kenormalan baru. 

Sesuai kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional, sekolah di daerah zona hijau dibolehkan kembali menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar sistem tatap muka, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Meski zona hijau, Pemda Kabupaten Kepulauan Meranti, melalui Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan, Safrizal mengungkapkan, jika pihaknya belum memutuskan untuk memberlakukan proses belajar mengajar tatap muka di sekolah. 

Ia mengaku Pemda Kabupaten Kepulauan Meranti masih melihat situasi dengan mempertimbangkan berbagai aspek sebelum membuat keputusan.

"Kemarin, pihak kami telah rapat bersama bupati dan gugus tugas penanganan Covid-19. Namun hasilnya belum ada keputusan untuk kembali dengan sistem belajar tatap di sekolah," ujarnya.  

Mungkin menurutnya, gugus tugas sedang mengkaji kondisi terkini penanganan Covid-19 di daerah tersebut. Pasalnya dari kabar yang ia terima, pasien positif terakhir baru saja dikabarkan sembuh. 

"Kita tak bisa tergesa-gesa membuat keputusan tanpa kajian kondisi yang mendalam. Pasalnya keputusan tersebut menyangkut hidup orang banyak," ujarnya.

 

Laporan: Wira (Selatpanjang)

Editor: E Sulaiman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook