SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) -- Mengaku sebagai teman seperjuangan ketika duduk di kursi legislatif, Aziz Arika merasa kecewa dengan sindiran Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti H Muhammad Adil SH, kepada Gubri Syamsuar. Kekecewaan tersebut disampaikan Arika ketika menghubungi Riaupos.co, Kamis (17/2/22) siang.
Ia menilai sindiran tersebut kurang tepat disampaikan oleh seorang kepala daerah terhadap sengkarut kelangkaan minyak goreng kemasan satu harga di Kepulauan Meranti. "Saya selaku teman dekat dia kecewa denga pernyataan bupati. Saya menilai sindiran itu kurang pantas dilontarkan oleh seorang bupati," ungkapnya.
Eks anggota DPRD Meranti ini meminta Adil untuk move on. Karena dikatakan Aziz, Adil tidak lagi duduk di kursi legislatif, melainkan sebagai eksekutif.
"Saya cukup kenal sama Adil, namun saat ini dia harus paham dengan fungsinya sebagai eksekutif. Makanya jangan mengeluarkan pernyataan verbal seperti saat menduduki kursi legislatif," ujarnya.
Ia mengaku cukup paham dengan situasi politik saat ini. Terlebih sebelumnya Adil sudah mendeklarasikan diri maju sebagai calon gubri. "Jangan seluruhnya dipolitisasi pascamendeklarasikan diri sebagai calon Gubri," katanya.
Soal kelangkaan minyak goreng, hendaknya pihak-pihak terkait bisa duduk sama. Mulai dari perwakilan pemerintah pusat, provinsi, hingga kabupaten dalam mencari tau akar pokok persolaan.
"Harusnya bupati lakukan pendekatan persuasif kepada pemprov dan pusat mengenai persoalan ini. Bukan malah menyalahkan gubernur. Maunya Pemda Meranti intropeksi diri di mana kelemahan sehingga harus dicarikan solusinya," ujarnya.
Tambah Sekretaris SOKSI Kepulauan Meranti ini juga kecewa dengan sikap DPRD Meranti terhadap duduk persoalan tersebut. Ia menilai jajaran legislatif tampak bungkam hingga terkesan mati suri.
Sebelumnya, terkait langkanya minyak goreng di Kepulauan Meranti, Adil mengaku kecewa terhadap pernyataan Gubri Syamsuar yang memastikan jika stok minyak goreng kemasan masih aman, ketika kelangkaan masih terjadi di Riau.
"Bilang stok aman! Di Meranti stok langka, malah dibilang aman," kata Adil.
Diketahui agen penjual minyak goreng kemasan di Kabupaten Kepulauan Meranti sampai saat ini masih menunggu duduk harga subsidi dari distributor, sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) sebagaimana aturan pemerintah.
Menjelang itu, agen terpaksa menyimpan stok lama di dalam gudang. Kondisi ini terungkap saat petugas Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UKM bersama pihak Polres Kepulauan Meranti, menggelar sidak. Saat ini masih tersedia sekitar 3.000 karton stok yang disimpan.
Plt Kepala Disdagperinkop UKM Kepulauan Meranti, Marwan mengungkapkan, penyebab utama terjadinya kelangkaan minyak goreng dikarenakan agen masih menyimpan stok minyak goreng lama dengan harga yang lama pula.
"Saat sidak tadi, memang banyak ditemukan minyak goreng bermerek. Ada 3.000 karton yang tersedia di gudang. Cuma agen tidak berani menjual karena mereka mengambil dengan modal tinggi. Sementara kalau dijual dengan harga subsidi tentu rugi dia," kata Marwan.
Dikatakan Marwan, saat ini pihak agen sedang menunggu pihak distributor, soal apakah stok minyak goreng yang lama ini bisa diberikan subsidi. Setelah nanti ada keputusan sesuai dengan aturan pemerintah, baru mereka akan menyalurkan minyak goreng seperti biasa.
"Salah satu jalannya memang harus disimpan dulu sambil menunggu keputusan. Tapi mereka (agen) juga sudah mengabarkan jika pihak distributor dari Medan mau datang ke sini dan menghitung stok yang ada saat ini. Nanti baru diputuskan apakah stok lama itu bisa diberikan dengan harga subsidi," ujar Marwan.
Laporan: Wira Saputra (Selatpanjang)
Editor: Rinaldi