MERANTI (RIAUPOS.CO) -- Kasus Covid-19 di Desa Tanjung Samak Kabupaten Kepulauan Meranti mendadak meledak hingga terpaksa diterapkan pemberlakukan pembatasan kegiatan skala mikro (PPKM) sejak Jumat (14/3/21) lalu.
Demikian informasi yang diterima Riaupos.co, melalui Camat Rangsang Tengku Arifin, Ahad (16/5/21) siang. Ia membeberkan jika saat ini terdapat 31 orang warga positif hasil dari rapid antigen.
Untuk menekan penularan, puluhan warga terkait saat ini terpaksa diisolasi di beberapa lokasi yang berbeda. Di antaranya ada yang diisolasi di Masjid At Taqwim, rumah dokter dan mes kecamatan.
Sebagai upaya pencegahan saat ini pihaknya dan satgas sepakat untuk menutup akses pintu masuk dan keluar desa. “Ditutupnya akses keluar masuk khusus masyarakat Pasar Tanjung Samak dan telah dilaksanakan PPKM jalan keluar masuk di masing-masing desa yang dilintasi,” ujarnya.
Arifin juga menjelaskan, pasar serta sejumlah tempat yang diindikasi berpotensi menjadi sarana penularan juga telah disemprot dengan disinfektan.
Terpisah, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kepulauan Meranti, Muhammad Fahri juga membenarkan informasi tersebut.
Sejak beberapa hari terakhir timnya masih bolak balik melaksanakan tracing di desa tersebut.
“Saat ini kami masih di Tanjung Samak untuk melaksanakan tracing mengidentifikasi kontak erat,” ujarnya.
Dikatakannya, semula Bupati Kepulauan Meranti, H Muhammad Adil juga ikut memimpin tracing dan membagikan paket sembako kepada pasien yang diisolasi.
Ditambahkan saat ini puluhan orang tersebut dilakukan isolasi massal di sebuah masjid di daerah tersebut. Selain masyarakat, tidak luput juga yang terkonfirmasi positif itu dari kalangan tenaga kesehatan dan anggota kepolisian.
“Dominan pasien diisolasi di masjid. Mengingat jarak tempuhnya yang jauh, mereka tidak dibawa ke kabupaten. Selain itu jika tempat tersebut dimungkinkan sebagai tempat isolasi dan dilakukan pengawasan dan masyarakat juga setuju, tidak jadi masalah,” ujarnya.
Diceritakan Fahri, dari hasil tracing didapatkan sumber awal berasal dari seorang dokter di Puskesmas yang mengalami gejala batuk dan demam, setelah diperiksa ternyata dia terkonfirmasi positif Covid-19.
“Awalnya seorang dokter di Puskesmas mengalami batuk dan demam lalu dia melakukan pemeriksaan dan diketahui terkonfirmasi positif Covid-19. Kebetulan dia juga merupakan jamaah di masjid dan sempat berinteraksi dan kontak erat dengan jamaah lainnya. Tidak diketahui dokter tersebut terjangkit darimana, barangkali dari pasien. Jika terkait dari penumpang yang berasal dari Jawa, tidak bisa ditelusuri,” ungkap Fahri.
Laporan: Wira Saputra (Selatpanjang)
Editor: Rinaldi