SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Beban puncak Pembangkit di lingkungan PT PLN (Persero) ULP Selatpanjang bertambah hingga manajemen operasional 12 unit pembangkit pun ikut berubah.
Seperti yang diterangkan oleh Kepala PLN Ranting Selatpanjang, Ricard Tambunan kepada Riau Pos, Rabu (10/4/2024), semula pada waktu normal, total pembangkit yang aktif hanya 10 unit pada siang hari. Dan itu digilir.
Namun saat ini, seluruh pembangkit harus aktif pada siang hari seiring bertambahnya beban Puncak. Situasi itu dipicu oleh meningkatnya pemakaian pelanggan di lingkungan mereka beberapa pekan terakhir.
Beban puncak yang biasanya hanya berlangsung pada pukul 18.00 hingga 22.00 WIB, kini juga terjadi pada siang hari sekira pukul 12.00 hingga 14.00 WIB.
"Memang saat ini luar biasa panas nya. Sehingga terjadi peningkatan penggunaan listrik oleh masyarakat pada siang harinya. Hal ini membuat kita terpaksa harus menghidupkan seluruh pembangkit listrik kita," katanya.
Biasanya, PLN Selatpanjang hanya menghidupkan seluruh pembangkit pada malam hari saja. Khususnya saat beban puncak seperti pada pukul 19.00 WIB-22.00 WIB.
"Sementara dengan fenomena panas ekstrim akhir-akhir ini membuat kita harus menghidupkan seluruh pembangkit pada siang hari. Biasa masuk beban puncak saja. Siang pemakaian masyarakat bertambah karena menghidupkan AC (Air Conditioner) hampir sepanjang waktu. Hal itu membuat kebutuhan listrik menjadi meningkat," sebutnya.
Oleh karena itu, ia berharap supaya tidak ada mesin pembangkit yang mengalami kerusakan dan meminta seluruh mayarakat bisa meminimalisir pemakaian.
"Kita berdoa mudah-mudahan tidak ada pembangkit kita yang mengalami kerusakan. Sehingga kita bisa terus memberikan pelayanan listrik secara maskimal kepada seluruh masyarakat. Jika ada pembangkit yang rusak, tentu membuat ada sebagian kecil masyarakat yang harus mendapatkan pemadaman bergilir," ucap Ricard.
Laporan: Wira Saputra (Selatpanjang)
Editor: Eka G Putra