Harga Sembako di Meranti Tak Kunjung Stabil

Kepulauan Meranti | Jumat, 03 Februari 2023 - 17:30 WIB

Harga Sembako di Meranti Tak Kunjung Stabil
Rian Warga Kecamatan Tebingtinggi Kepulauan Meranti sedang ngunjungi salah satu agen telur ayam, beberapa hari lalu. (WIRA SAPUTRA/RIAUPOS.CO)

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) -- Hingga kini harga kebutuhan bahan pokok di Kepulauan Meranti tak kunjung stabil sejak merangkak naik mulai akhir tahun lalu.

Seperti harga beras berdasarkan sejumlah merk yang beredar di sejumlah pasar setempat. Di antaranya beras Belida dari Rp13.000 naik menjadi Rp14.500, Gelombang Cinta Rp15.000 naik menjadi Rp17.000 per kilogramnya.


Selain beras kenaikan juga menyusul harga minyak goreng curah, dari Rp13.000 menjadi Rp15.000 per liternya. Lanjut daging ayam utuh dari Rp30.000 menjadi Rp32.000 per kilogram. Telur ayam ras dari Rp29.000 menjadi Rp31.000 per kilogramnya.

Sementara itu, kenaikan harga sembako signifikan melanda komoditas cabai. Seperti harga cabai kering keriting dari Rp80.000 naik hingga Rp101.000 per kilogramnya. Cabai merah besar dari Rp60.000 naik Rp63.300. Begitu juga harga cabai rawit dari Rp40.000 menjadi Rp56.000 perkilogramnya.

Warga Kepulauan Meranti tidak bisa berbuat banyak. Mereka berharap ada kebijakan dari pemerintah untuk mencari jalan keluar hingga harga sembako daerah setempat stabil kembali.

"Kami mana ada pilihan. Di mana-mana harganya sama saja. Naik. Saat ini kami hanya berharap harga kembali normal," ungkap Ana, karyawan salah satu perbankan setempat, Jumat (3/2/2023).

Kenaikan harga tersebut sama dengan daftar harga pasar yang dilansir oleh Sekretaris Dinas Perdagangan Kabupaten Kepulauan Meranti Miftah hingga tak menyangkal kenaikan.

Sejumlah upaya telah dilakukan, mulai dari koordinasi bersama penyedia, hingga melaksanakan operasi pasar murah. Namun harga tak kunjung stabil.

Untuk itu pihaknya dalam waktu dekat akan mengunjungi sejumlah kementerian untuk mendapatkan kemudahan khusus terhadap pasokan jenis komoditas tertentu.

"Kita rencana sambangi sejumlah kementerian. Seperti Kementerian Perdagangan, Kemendagri, hingga Kementan lain untuk mencari jalan keluar. Rencananya kami bakal koordinasi untuk meminta kemudahan pasokan komoditas tertentu," ungkapnya.

Langkah itu menyikapi tingginya harga beli dan transportasi pasokan atas sulitnya akses terhadap barang pangan tertentu di Kepulauan Meranti. "Bentuk kemudahan bisa saja subsidi biaya transportasi, hingga kemudahan impor komoditas tertentu, mengingat jarak Meranti dengan negara tetangga hanya memakan waktu tempuh tidak lebih dari dua jam perjalanan," bebernya.

Jika kemudahan tersebut diizinkan maka ia menilai jika rantai pasokan sembako dapat dipermudah sehingga mampu menekan harga jual. "Untuk itu kami butuh dukungan dari sejumlah pihak, terutama dorongan masyarakat dan kementerian agar upaya itu terkabulkan," ujarnya.  

Laporan: Wira Saputra (Selatpanjang)
Editor: Rinaldi

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook