Budi Daya Ikan Kakap Tingkatkan Ekonomi Warga

Kepulauan Meranti | Sabtu, 02 September 2023 - 10:30 WIB

Budi Daya Ikan Kakap Tingkatkan Ekonomi Warga
Salah satu keramba jaring apung ikan kakap putih binaan Posal Selatpanjang  yang berada di Insit Laut Kecamatan Tebingtinggi Barat, belum lama ini. (WIRA SAPUTRA/RIAU POS)

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan budi daya ikan kakap putih sebagai peluang usaha bagi masyarakat pulau kecil di Kabupaten Kepulauan Meranti.

“Di Kabupaten Kepulauan Meranti mempunyai perairan yang dengan salinitas atau kadar garam yang terlarut dalam air yang cocok untuk habitat kakap putih,” kata Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya (DJPB) Tb Haeru Rahayu dalam siaran pers  yang diterima Riau Pos.


Kabupaten Kepulauan Meranti, kata dia, memiliki wilayah laut yang luas dengan potensi budi daya perikanan sebesar 1.350 hektare, pakan yang berasal dari ikan rucah juga mudah dijumpai dengan harga terjangkau.

“Dengan harga jual mencapai Rp60 ribu-Rp70 ribu per kilogram, saya kira margin yang didapat para pembudi daya sangat besar dan saya kira ini sangat layak sekali untuk dikembangkan,” katanya.

Ketua Koperasi Samudra Jaya Bersama Muhammad Rauf mengaku perekonomian mereka meningkat signifikan sejak mengembangkan budi daya kakap putih.

Bahkan hal itu bukan hanya dia alami, namun juga anggota kelompoknya. “Selain pengembangan usaha budi daya ikan kakap putih, keuntungan bahkan bisa dipakai menyekolahkan anaknya hingga lulus tingkat perguruan tinggi,” ujarnya.

 Ia mengaku peluang usaha kakap putih diperoleh usai mengikuti diskusi kelompok terpumpun tentang potensi budi daya kakap putih yang diselenggarakan oleh Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam sebagai perpanjangan tangan DJPB KKP dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti.

Dalam perhitungan kotor, budi daya kakap putih di keramba jaring apung (KJA) yang dikelola kelompoknya, sekali panen menghasilkan pendapatan sebesar Rp490 juta, sedangkan masa tebar hingga panen membutuhkan waktu delapan bulan. Biaya operasional, seperti pakan, listrik, vitamin, dan probiotik, total yang dikeluarkan Rp3,8 juta.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan Indonesia merupakan negara yang kaya dengan komoditas ikan. Selain untuk ketahanan pangan, sektor perikanan juga diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi melalui penerimaan devisa negara.(gem)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook