SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Kabupaten Kepulauan Meranti termasuk salah satu daerah di Provinsi Riau yang konsen terhadap mengatasi persoalan stunting.
Berbagai intervensi dilakukan Tim Koordinasi Pencegahan dan Penanggulangan Stunting (TKP2S) setempat. Terutama dalam menekan sebaran penderita yang menjadi atensi beberapa tahun belakangan, mulai dari pusat, provinsi hingga daerah.
Hasilnya, prevalensi stunting Kepulauan Meranti 2022 yang diterima melalui data survei status gizi (SSGI) baru-baru ini menurun hingga 5,8 persen. Dari 23,3 persen pada 2021, menjadi 17,5 persen pada 2022.
''Penurunan lumayan tinggi dari hasil survei status gizi sebesar 5,8 persen,'' ungkap Sekretaris TKP2S Kepulauan Meranti Sakinul Wadi kepada Riau Pos, Rabu (1/2).
Bahkan mereka mengaku telah membangun Aplikasi Deteksi Dini Cegah Stunting (Si Denting). Aplikasi berbasis android untuk mendukung komitmen mereka dalam menyajikan data intervensi stunting yang akurat dan tepat.
''Dengan aplikasi itu pelaku konvergensi mulai dari desa, kecamatan, sampai ke tingkat kabupaten mudah memantau dan mengevalusi pelaksanaan konvergensi di berbagai tingkatan,'' ujarnya.
Terutama kinerja pelaku konvergensi di tingkat desa. Kepala desa misalnya bisa memantau kinerja kader Posyandu dan bidan desa dalam pelaksanaan tugasnya di lapangan. Sekaligus memantau kasus stunting di desanya setiap bulan.
Walaupun demikian, ia yakin penurunan terjadi dampak kerja bersama dari pihak-pihak terkait. Tidak hanya dari internal pemerintah daerah, namun juga termasuk peran dari lembaga, instansi, dan masyarakat terkait.(wir)