DEPUTI DAN SEKDA TINJAU VAKSINASI

270 Peserta Divaksin di SMPN 10 Tapung

Kampar | Selasa, 23 November 2021 - 15:13 WIB

270 Peserta Divaksin di SMPN 10 Tapung
Deputi KB KR BKKBN RI Eni Gustina foto bersama Sekda Kampar Yusri dan Kaper BKKBN Riau Mardalena Wati Yulia saat meninjau vaksinasi di SMPN 10 tapung, Senin (22/11/2021). (ELVY CHANDRA/RIAUPOS,CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Dalam upaya meningkatkan percepatan angka cakupan Covid-19, Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN RI dr Eni Gustina MPH bersama Sekda Kampar Yusri, Kepala Perwakilan BKKBN Riau Dra Mardalena Wari Yulia MSi meninjau vaksinasi di SMPN 10 Tapung, Desa Karya Indah, Kampar, Senin (22/11). Pada pelaksanaan vaksin kali ini diikuti 270 peserta dari kalangan siswa dan keluarga.

Menurut Deputi KB KR BKKBN RI Eni Gustina, untuk penguatan program bangga kencana, BKKBN diberikan amanat dan kepercayaan oleh presiden untuk berkontribusi dalam penurunan stunting serta penurunan Covid-19 melaui vaksinasi.


"Memvaksin 270 orang dalam rangka meningkatkan capaian vaksinasi keluarga, karena pemerintah menargetkan 70 persen. Karena dengan cara itulah kita bisa menurunkan revalensi pandemi Covid-19," ujar Eni.

Tentunya disebutkanya, pihaknya tak bisa kerja sendiri. Sehingga dirinya memberi apresiasi dan mengucapkan terimakasih kepada Pemkab Kampar yang telah berkomitmen dengan dengan beberapa prestasi yang dibuat oleh Pemkab Kampar, seperti penghargaan MKK.

"Itu salah satu bukti bahwa memang Pemkab Kampar ini punya komitmen tinggi untuk Bangga Kencana. Kami berharap dukungan terus berjalan, karena program kencana tentunya akan terus berlanjut. Kemudian stunting pada 2024 sudah bisa turun 14 persen. Vaksinasi sudah kita targetkan 70 persen pada 2021 ini," ujarnya.

Di samping itu,  program vaksinasi tidak berhenti sampai di sini. Karena orang kalau punya kekebalan, pasti punya batas kekebalannya. Sehingga protokol kesehatan tetap harus dijalankan.

Disinggung soal target, Eni mengatakan,sejauh ini   Kampar sudah mencapai 43 persen. Sehingga diimbau ke  masyarakat  mematuhi prokes. Selain itu stunting harus diperhatikan sehingga pihaknya melibatkan remaja. Seperti genre di Kampar, ada 50 pemuda, karena stunting ini kan pendekatan harus ke hulu.

"Di mana anak-anak muda itu punya konsep orientasi keluarga. Jadi dia merasa tidak hanya sekolah, tapi dia sudah punya bayangan tentang masa depannya. Punya anak berapa, punya rumah di mana. Dengan seperti itu dia sudah punya perencanaan yang matang. Jadi kalau punya anak sudah sama sana direncanakan" ujarnya.(eca)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook