Antisipasi Antraks, Pos Cek Poin XIII Koto Kampar Diaktifkan Kembali

Kampar | Senin, 17 Juli 2023 - 20:32 WIB

Antisipasi Antraks, Pos Cek Poin XIII Koto Kampar Diaktifkan Kembali
Kabid Kesehatan Hewan Dinbunnak Keswan dr Deyus Herman (ISTIMEWA)

BANGKINANG (RIAUPOS.CO) - Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan kembali mengaktifkan pos cek poin di XIII Koto Kampar untuk mengawasi lalu hewan ternak di perbatasan. Hal ini dilakukan untuk mencegah wabah penyakit antraks menyerang ternak di wilayah Kabupaten Kampar.

Kepala Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disbunnak Keswan) Ali Sabri melalui Kabid Kesehatan Hewan dr Deyus Herman mengatakan, untuk mengantisipasi wabah penyakit antraks, kembali diaktifkan pos cek poin di XIII Koto Kampar. Wabah antraks ini sudah menyerang ternak di daerah Yogyakarta.


‘’Untuk antisipasi Disbunnak Keswan melakukan berbagai langkah, salah satunya mengatifkan Kembali pos cek poin di XIII Koto Kampar. Ini untuk mengawasi lalu lintas hewan ternak di perbatasan agar wabah penyakit Antrak tidak masuk ke daerah Kabupaten Kampar. Kampar dan Riau belum ada kasus penyakit Antaks ini,’’ jelas Deyus Herman, Senin (17/7/2023).

Untuk antisipasi, Deyus menambahkan untuk ternak dari luar daerah Riau akan dilalukan pengecekan di posko cek poin. Deyus mengimbau masyarakat, kalau ada menemukan gejala ternak terserang penyakit antraks segera melapor ke petugas. Ciri-ciri ternak terserang antarks ini adalah keluar darah di mulut, hidung, anus, pori-pori, lubang telinga.

‘’Kalau  memasukkan ternak dari luar daerah Riau, harus betul-betul dicek. Terutama ternak yang dari Yogyakarta, dan daerah Jawa. Ternak yang diserang penyakit antraks ini sapi, kambing, dan domba. Tetapi lebih dominan sapi dan kambing,’’ jelas Deyus.

Deyus menjelaskan, antraks ini disebakan oleh bakteri yang hidup di tanah. Bakteri menghasil spora yang dapat bertahan bertahun-tahun dalam tanah. Penyakit zinosis ini bisa menular kepada hewan dan juga ke manusia.

‘’Daging ternak yang terserang penyakit Antraks ini tidak boleh dikonsumsi. Kalau ada gejala antraks ini, ternak langsung dikubur dan dibakar,’’ jelas Deyus.

Laporan: Kamaruddin
Editor: Edwar Yaman

 

 

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook