BANGKINANG (RIAUPOS.CO) -- Kampar menjadi salah satu dari 160 kabupaten dan kota di Indonesia yang menjadi lokus terjadinya stunting. Pada 2017, angka stunting di Kabupaten Kampar mencapai 27 persen dari total jumlah balita di Kampar.
Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto menyebutkan, data terakhir pada penghujung 2019, angka stunting di Kampar dapat ditekan ke angka 11,88 persen.
"Angka ini melampaui target nasional sebesar 14 persen seperti ditargetkan presiden. Dalam penanganan stunting perlu komitmen para pengambil kebijakan dalam melakukan perencanaan, koordinasi, monitoring dan evaluasi. Kondisi ini menuntut kita semua untuk melakukan upaya menekan stunting melalui upaya peningkatan gizi ibu hamil dan anak-anak," sebut Catur pada acara talkshow stunting yang digelar Dinas Kesehatan (Dinke) Kabupaten Kampar, Kamis (5/3).
Catur menyebutkan, pihaknya melakukan pencegahan stunting harus sejak dini, mulai sejak seribu hari pertama kelahiran. Untuk menekan angka stunting ini melibatkan seluruh stakeholder di pemerintah, instansi swasta hingga masyarakat itu sendiri.
Sejak terdata pada 2017, angka stunting Kampar yang semula hanya 27 persen sempat meningkat menjadi 30,08 persen. Baru terjadi penurunan signifikan pada 2019 ke angka 11,88 persen.
Kepala Dinkes Kabupaten Kampar Dedy Sambudi menyebutkan, pihaknya akan terus melakukan upaya untuk menekan angka stunting di Kabupaten Kampar. Namun lewat perencanaan yang terukur.
"Untuk mencegah angka stunting sejak dini, kami sudah menyiapkan beberapa langkah kerja penting ke depannya. Pertama, pencegahan dan penanggulangan stunting adalah program prioritas nasional. Maka ini juga akan menjadi prioritas di daerah. Untuk itu seluruh pihak harus bersama-sama bersinergi mengurangi dan mencegah stunting ini sejak dini," kata Dedy.(kom)
Laporan : HENDRAWAN KARIMAN