JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Penggantian malam tahun baru memang selalu dirayakan dengan kegembiraan di beberapa negara. Mulai dari perayaan musik hingga aksi kembang api yang menakjubkan.
Namun tidak semua negara memperbolehkan adanya perayaan malam tahun baru. Apa Indonesia termasuk juga?
Meski menyandang gelar sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia tetap tidak melarang perayaan tahun baru.
Berbeda dengan beberapa negara ini, mereka benar-benar melarang adanya perayaan tahun baru.
1. Arab Saudi
Negara pertama yang melarang perayaan tahun baru Masehi adalah Arab Saudi. Larangan tersebut diresmikan oleh Mutawa – Komisi Kebijakan dan Pencegahan Kejahatan.
Larangan tersebut juga melarang toko-toko menjual aksesoris seperti bunga, boneka dan aksesoris perayaan tahun baru lainnya.
Jika melanggar polisi Arab tidak segan-segan untuk melakukan razia kepada warga yang kedapatan merayakan tahun baru.
2. Brunei Darussalam
Negara yang melarang perayaan tahun baru adalah Brunei Darussalam.
Dalam wujud menegakkan syariat Islam, Sultan Hassanal Bolkiah menerapkan larangan perayaan Natal dan tahun baru yang telah menjadi hukum resmi di negara tersebut.
Namun warga non muslim di Brunei tetap diperbolehkan merayakan Natal dan tahun baru, tapi secara terbatas di dalam komunitas mereka sendiri.
Lalu bagaimana dengan warga Muslim yang merayakan tahun baru? Jika kedapatan merayakan tahun baru, maka hukumannya adalah dipenjara.
3. Tajikistan
Tajikistan merupakan negara Islam pecahan Uni Soviet. Pemerintah mereka juga melarang perayaan tahun baru dan Natal bagi seluruh warga muslim.
Perayaan tahun baru dengan kembang api, petasan dan hadiah dilarang total di Tajikistan. Warga juga dilarang menggunakan sosok Bapa Frost, sinterklas versi Rusia dalam semua acara televisi.
4. Somalia
Nah negara terakhir yang melarang perayaan tahun baru yakni Somalia nih tipstrenners.
Negara di Afrika dengan penduduk nyaris 100 persen muslim ini dengan tegas melarang perayaan tahun baru dan Natal karena dianggap bertentangan dengan kebudayaan Islam.
Sumber: Pojoksatu.id
Editor: E Sulaiman