BERLIN (RP) - Badai St Jude yang mengobrak-abrik Inggris, Prancis, Belanda, Jerman, dan Skandinavia mulai beranjak meninggalkan wilayah Eropa. Kemarin (29/10) banjir masih menggenangi beberapa kawasan. Apalagi, sistem transportasi belum pulih dan sejumlah kota masih gelap gulita. Badai yang terjadi sejak Minggu (27/10) itu merenggut 16 nyawa. Badai tersebut membuat Eropa mengalami bad day (hari yang buruk).
"Empat orang tewas dan 61.000 unit rumah terpaksa bertahan tanpa listrik," terang Asosiasi Jaringan Energi Inggris (ENA). Sebelumnya badai yang melumpuhkan beberapa pembangkit tenaga listrik itu membuat 600.000 pelanggan tidak bisa menikmati aliran listrik. Kemarin listrik berangsur pulih. Jaringan kereta api yang tidak beroperasi pada Senin (28/10) juga mulai normal kembali.
Di Jerman tujuh orang tewas karena badai tersebut. Meski tidak menimbulkan kerusakan separah Inggris, badai yang menyapu Kota Bremen dan Kota Hamburg serta Negara Bagian Lower Saxony dan Negara Bagian Schleswig-Holstein itu juga membuat arus transportasi terhenti. "Dibutuhkan waktu agak lama untuk memperbaiki jalur kereta api di wilayah utara," jelas Deutsche Bahn, operator kereta api Jerman.
Hingga kemarin sejumlah besar sekolah di Schleswig-Holstein masih tutup. Pemerintah setempat berencana meliburkan para siswa sampai hari ini. Sebab, upaya pemulihan dan evakuasi butuh waktu lama. "Kecepatan angin sempat tercatat mencapai 191 kilometer per jam di wilayah Laut Utara," papar Badan Meteorologi Jerman. Karena itu, otoritas pelabuhan di sisi utara masih belum beroperasi.
Selain sebelas korban tewas di Inggris dan Jerman, badai tersebut menewaskan masing-masing dua orang di Denmark dan Belanda. Di Prancis badai itu merenggut satu nyawa. Saat negara-negara lain sibuk menaksir kerugian lantaran badai yang oleh warga Prancis disebut badai Christian tersebut, Belanda sudah mempunyai estimasi. Konon kerugian materi di Belanda mencapai 95 juta euro atau sekitar Rp 1,43 triliun. (AP/AFP/BBC/hep/c14/dos)