RIBUAN ORANG MENGUNGSI

Pilih Hidup Tanpa Kewarganegaraan, Muslim Rohingya Tak Ingin Mati Sia-sia

Internasional | Rabu, 30 Agustus 2017 - 19:47 WIB

Pilih Hidup Tanpa Kewarganegaraan, Muslim Rohingya Tak Ingin Mati Sia-sia
Ilustrasi. (AFP)

KUTUPALONG (RIAUPOS.CO) - Umat muslim di Myanmar lebih memilih meninggalkan kampung halaman akibat konflik yang terjadi Rohingya. Mereka rela hidup di negara orang dengan status tidak memiliki kewarganegaraan (stateless).

Ribuan muslim Rohingya tercatat meninggalkan kampung halamannya, Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Sebab, di desa itu konflik kembali berkecamuk dan 80 orang, dari laporan Reuters, dikabarkan tewas.

Baca Juga :Tak Ada Anggaran untuk Pengungsi Rohingnya

Akibatnya, warga Rohingya memilih mencari negara lain yang dianggap bisa memberikan rasa aman dan nyaman. Negara yang dituju mereka adalah Bangladesh. Para muslim Rohingya itu berupaya meninggalkan horor yang menggelayuti wajah mereka.

Di Bangladesh beberapa pengungsi Rohingya bahkan memohon agar tidak dikembalikan ke kampung halamannya.

“Tolong selamatkan kami. Kami ingin tinggal di sini. Jika terus di sana (Rohingya), kami mungkin akan terbunuh,” kata Amir Hossain (61).

Nasib para pencari suaka itu kini sedikit tertolong dengan bantuan dari Aksi Cepat Tanggap (ACT). Nantinya, juga akan diberikan bantuan khusus saat hari raya Idul Adha mendatang. Pasalnya, ACT menggelar Cox’s Bazar, Bangladesh.

ACT di sana akan meredam pilu Rohingya yang berada di Kamp Kutupalong dan Kamp Balukhali Bangladesh. Acara itu dikemas dalam Global Qurban.

“Di Kamp Kutupalong kini ada sekitar 15 ribu KK atau 66 ribu jiwa. Sementara itu, Kamp Balukhali sudah ada 4 ribu KK,” kata salah satu mitra ACT di Chittagong,Hasan, dalam pesan persnya yang diterima JawaPos.com, Rabu (30/8/2017).

Menurutnya, menjelang Idul Adha, jumlah pengusi pencari suaka di Bangladesh diperkirakan akan terus bertambah.

“Tahun lalu, jumlah daging kurban yang kami bagikan ke mereka saja rasanya belum cukup. Alhamdulillah hampir sebagian besar pengungsi mendapat daging kurban, walau jumlahnya tidak begitu banyak,” ucapnya.

Adapun daging kurban yang dibagikan ACT terhadap pengungsi Rohingya itu berasal dari sumbangan dari warga Indonesia. (iil)

Sumber: JPG

Editor: Boy Riza Utama









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook