RAMALLAH (RIAUPOS.CO) - Akibat kebiasaan buruknya sebagai perokok berat, Presiden Palestina Mahmoud Abbas harus masuk rumah sakit untuk menjalani perawatan.
Senin (28/5/2018) lalu kondisinya membaik dan sudah boleh pulang dari rumah sakit. Abbas dirawat selama delapan hari di Istishari Hospital Ramallah, karena infeksi paru-paru. Semestinya Abbas keluar dari rumah sakit pada Minggu (27/5). Namun, karena harus menjalani perawatan tambahan, presiden yang sudah berusia 82 tahun itu menginap sehari lebih lama di RS.
"Syukurlah saya keluar dari rumah sakit dalam kondisi sehat dan kembali bekerja besok,’’ ujar Abbas kepada para wartawan saat menunggunya di pintu keluar rumah sakit.
Dilansir Reuters, penyakit Abbas tersebut merupakan imbas dari kebiasaan buruknya. Dia adalah perokok berat. Abbas dilarikan ke rumah sakit pada 20 Mei lalu karena demam.
Awalnya, dokter menyebut hanya melakukan tes medis untuk operasi telinga yang pernah dijalani Abbas. Namun, pejabat di internal pemerintahan membocorkan bahwa Abbas menderita pneumonia.
Abbas memang mulai sakit-sakitan. Dua tahun lalu dia menjalani operasi jantung. Abbas juga pernah menderita kanker prostat. Masalah kesehatannya itu memicu perbincangan tentang sosok penggantinya nanti. Abbas memimpin Palestina sejak Yasser Arafat tutup usia pada 2004.
Selama dirawat di rumah sakit, Abbas masih mengurusi pemerintahan. Dia mengadakan rapat dengan beberapa pejabat di atas tempat tidurnya di rumah sakit. Abbas menegaskan bahwa beban kerja yang berat dan stres berpengaruh pada kesehatannya.
Salah satunya adalah pembukaan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jerusalem. Tindakan AS itu sama saja dengan mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel. Padahal, Palestina berencana menjadikan Jerusalem sebagai ibu kota negara saat sudah mendapat pengakuan dari dunia nanti.(sha/c14/ano)
Sumber: JPNN
Editor: Fopin A Sinaga