Pangkalan Militer AS di Jepang Direlokasi

Internasional | Minggu, 29 Desember 2013 - 06:46 WIB

TOKYO (RP) - Setelah bertahun-tahun mengalami deadlock, akhirnya Jepang menyetujui relokasi pangkalan militer Amerika Serikat di Pulau Okinawa. Gubernur Hirokazu Nakaima sepakat untuk membuka lahan baru demi penempatan pangkalan tersebut di wilayah yang tidak padat populasi penduduknya.

Kesepakatan itu merupakan terobosan baru setelah pembahasan bertahun-tahun gagal mengenai penentuan lokasi yang tepat untuk memindahkan Pangkalan Futenma tersebut. Sebagaimana diketahui, AS menempatkan sekitar 26 ribu pasukan di Okinawa di bawah kesepakatan pertahanan dengan Jepang, sekutu terbesarnya di Asia.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Meski demikian, keberadaan pangkalan tersebut semakin tidak populer di mata warga lokal. Selain itu, tekanan untuk mengurangi keberadaan militer AS di Jepang semakin besar. Keberadaan militer AS di Okinawa berlangsung sejak Amerika menginvasi pulau tersebut pada Perang Dunia II.

Berdasar persetujuan baru, Pangkalan Militer Futenma akan dipindahkan ke sebuah lokasi baru dekat Nago, wilayah dengan populasi penduduk yang sedikit di bagian utara Pulau Okinawa.

Keputusan itu diambil setelah melewati bertahun-tahun proses negosiasi yang alot. Pada 1996, Jepang dan AS bersepakat untuk menutup Futenma. Meski demikian, pemerintah daerah Okinawa menolak membangun pangkalan baru di wilayah pesisir tersebut.

Sejumlah kritikus mendesak pangkalan AS dipindahkan ke luar Prefektur Okinawa. Karena itu, keputusan terbaru kemarin langsung memicu reaksi kemarahan dari sejumlah pihak.

‘’Apa yang sudah diputuskan gubernur tidak bisa dimaafkan,’’ terang Yuichi Higa, kepala dewan Kota Nago, tempat pangkalan baru akan dibangun. ‘’Penduduk lokal yang menolak rencana ini pasti akan berjuang mati-matian menggunakan segala cara, termasuk memblokade jalanan untuk menghentikan rencana tersebut menjadi kenyataan,’’ ujarnya.

Keputusan pemindahan pangkalan militer AS itu secara politis menyulitkan Nakaima yang baru terpilih kembali dalam Pemilu 2010. Dalam kampayenya, dia dengan tegas menolak relokasi pangkalan tersebut di Okinawa.

Keputusan Nakaima itu diambil setelah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe datang pada Rabu (25/12) untuk menekan dirinya menyetujui pangkalan baru tersebut. Abe menjanjikan paket stimulus ekonomi kepada Okinawa setiap tahun sampai 2021. (cak/c16/tia/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook