Pemakaman Kim Jong Il, Ajang Unjuk Kekuataan

Internasional | Kamis, 29 Desember 2011 - 09:34 WIB

Pemakaman Kim Jong Il, Ajang Unjuk Kekuataan
Antusias warga Korea Utara menyaksikan iring-iringan mobil yang membawa jenazah Kim Jong-il untuk dimakamkan. (Foto: AFP)

PYONGYANG (RP) - Cuaca dingin karena guyuran salju tak menyurutkan semangat warga Korea Utara (Korut) untuk turun ke jalan di Pyongyang kemarin. Mereka begitu antusias menyaksikan sekaligus memberikan penghormatan terakhir kepada pemimpin mereka, Kim Jong-il. Ya, sebelas hari setelah mengembuskan napas terakhir pada 17 Desember lalu, jenazah Jong-il akhirnya dimakamkan kemarin.

Prosesi pemakaman pemimpin yang berkuasa 17 tahun itu menjadi ajang unjuk kekuatan Korut. Ribuan pasukan dilibatkan. Puluhan ribu warga berjajar di sepanjang jalan yang dilewati mobil jenazah Jong-il.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Iring-iringan mobil jenazah Jong-il begitu panjang. Diawali dengan sebuah mobil yang mengusung poster besar sang pemimpin. Setelah itu, di belakangnya berderet mobil-mobil lainnya. Salah satunya adalah mobil jenazah putra pendiri Korut Kim Il-sung tersebut. Jasad Jong-il berada di dalam peti yang diselimuti bendera merah dan taburan bunga berwarna putih, persis proses pemakaman sang ayah pada 1994.

Yang menarik, prosesi pemakaman Kim Il-sung pada 17 tahun lalu juga diwarnai hujan salju. Warga Korut yakin, salju yang turun itu adalah bukti bahwa langit pun turut berduka atas meninggalnya pemimpin mereka.

Kim Jong-un, putra ketiga Jong-il sekaligus suksesor sang ayah, menjadi "bintang" pada acara itu. Dia berdiri paling depan di sisi kanan mobil jenazah Jong-il. Pria 27 tahun tersebut tidak sendiri. Jong-un didampingi para tokoh penting Korut. Di antaranya adalah Jang Song-thaek, paman Jong-un yang menjabat wakil pemimpin Komisi Pertahanan Nasional, lembaga paling berkuasa di Korut. Sepeninggal Jong-il, Jang adalah tokoh penting yang bertugas membantu Jong-un untuk memimpin negeri semenanjung tersebut.

Selain Jong-un dan Jang, mobil jenazah Jong-il dikelilingi para petinggi Korut. Sebut saja Kepala Angkatan Bersenjata Ri Yong-ho, Kim Yong-chun (menteri pertahanan), Choe Thae-bok dan Kim Ki-nam (petinggi Partai Pekerja), serta Kim Jong-gak (pejabat militer senior). Kehadiran mereka diyakini merupakan bagian dari propaganda bahwa Korut tetap solid sepeninggal Jong-il.

Lebih dari itu, kehadiran para tokoh utama tersebut adalah pertanda dukungan langsung kepada Jong-un yang bakal memegang tongkat kendali pemerintahan Korut.

"Semua ini menunjukkan bahwa merekalah kekuatan inti di Korut. Terutama, Jang Song-thaek dan Ri Yong-ho yang akan menjadi kunci dalam kepemimpinan Kim Jong-un," ujar Yoo Ho-yeol, profesor di Universitas Korea, Seoul, Korea Selatan (Korsel).

Kim Yong-hyun, analis dari Universitas Dongguk, Seoul, menyatakan pendapat senada. "Pemakaman ini mencuatkan gambaran siapa saja yang akan berada di samping Kim Jong-un untuk melindunginya," katanya seperti dilansir AFP. "Mereka akan bertugas sebagai pelindung dan sponsor bagi Jong-un untuk menjalankan rezimnya," sambung Yong-hyun.

Parade pemakaman Jong-il berakhir di Kumsusan Memorial Palace. Rute yang ditempuh sejauh 40 kilometer. Di Kumsusan Memorial Palace-lah jenazah Jong-il yang meninggal pada usia 69 tahun itu akan bersemayam.

"Kita telah menyelesaikan parade sebagai perpisahan untuk pemimpin besar yang sangat kami hormati," ujar pemimpin pasukan kehormatan yang memimpin acara pemakaman kemarin. Upacara diakhiri dengan tembakan ke udara 21 kali.

Rangkaian upacara pemakaman Jong-il berlanjut hari ini. Bakal ada kesempatan bagi warga Korut untuk memberikan penghormatan resmi kepada mendiang. Kantor berita Korut melaporkan, warga diperintah untuk mengheningkan cipta selama tiga menit yang diiringi oleh tembakan artileri dan sirene kereta api.

Sementara itu, proses pemakaman Jong-il kemarin disambut dengan aksi demonstrasi warga Korsel. Di Seoul, bentrokan pecah antara polisi dan aktivis anti-Korut. Warga Seoul menyaksikan proses pemakaman Jong-il lewat layar kaca. Namun, mereka yakin, yang ditampilkan itu adalah kebohongan besar. "Apa yang kita lihat di televisi adalah sebuah show. Sungguh menyakitkan," kata Kwon Mee-ra, pekerja berusia 35 tahun, seperti dilansir AFP.

Seoul tidak mengirimkan wakil untuk menghadiri pemakaman Jong-il. Mereka memang mengizinkan dua delegasi pribadi ke Pyongyang sehari sebelum pemakaman Jong-il. Namun, rencana pengiriman delegasi berikutnya kemarin akhirnya dibatalkan. (c10/ca/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook