JAKARTA (RP) - Otoritas penerbangan Arab Saudi memperketat aturan kedatangan jamaah haji di bandara King Abdul Aziz Jeddah. Mereka menetapkan jamaah yang sudah mendarat, hanya diperbolehkan berada di bandara paling lama dua jam. Panitia haji daerah kerja (daker) siap-siap kedodoran karena kedatangan jamaah masih banyak.
Kepala Daerah Kerja (Daker) Jeddah Endang Jumali mengatakan, panitia Daker Jeddah yang khusus ditempatkan di bandara Jeddah sedang mengantisipasi aturan tersebut. Dia juga meminta seluruh jamaah tidak terlalu lama beristirahat menunggu pemberangkatkan menuju Makkah. ’’Kita sudah ditegur karena (jamaah kita) lebih dari dua jam,’’ kata Endang, kemarin (28/9).
Dia mengatakan, teguran itu disampaikan oleh enam petugas keamanan bandara karena ada jamaah Indonesia yang terlalu lama berada di dalam bandara. Endang berharap bus angkutan darat yang membawa jamaah haji dari bandara menuju Makkah juga ontime. Harapannya, agar jamaah bisa segera keluar bandara langsung diangkut menuju Makkah.
Kedatangan jamaah Indonesia gelombang kedua sudah memasuki hari ketiga dan akan terus berlanjut. Tim Media Center Haji (MCH) Kemenag melaporkan situasi di bandara Jeddah saat ini sudah sangat padat. Khususnya setiap kali pesawat pengangkut jamaah mendarat. Umumnya sambil menunggu diangkut ke Makkah, jamaah tidur-tiduran di bandara Jeddah. Selain itu ada jamaah yang salat sunah, foto bersama, bersantai, dan ada juga yang menggunakan waktu untuk berpakaian ihram.
Sementara itu kasus keracunan makanan yang dialami jamaah terus menjadi sorotan petugas medis. Mereka langsung membuat informasi pencegahan keracunan dengan tips 5M. Himbauan ini sudah ditempel di setiap pemondokan jamaah haji.
Tips 5M antisipasi keracunan makanan itu adalah: pertama, melihat dan memastikan bahwa makanan tidak basi, tidak berlendir, dan tidak rusak. Kedua, mencium dan memastikan makanan tidak berau tengik dan busuk. Ketiga, meraba makanan untuk memastikan masih bertekstur baik (tidak lembek). Keempat, mendengar makanan masih renyah. Dan kelima, menjilat untuk memastikan makanan tidak basi (dengan rasa kecut dan sebagainya).
Seperti diketahui awal pekan lalu 26 orang jamaah haji asal Solo keracunan makanan. Diduga kuat mereka memakan katering basi yang diberikan oleh KBIH (kelompok bimbingan ibadah haji). Ketika diberikan pada pagi hari, makanan itu masih baik dan layak makan. Tetapi jamaah tidak disiplin dan memakannya sore hari sehingga sudah basi lalu membut keracunan. (wan/agm)