KORBANNYA ANAK SEKOLAH DASAR

Peristiwa Penusukan di Jepang Mengerikan, Sasarannya Kepala dan Leher

Internasional | Rabu, 29 Mei 2019 - 19:02 WIB

Peristiwa Penusukan di Jepang Mengerikan, Sasarannya Kepala dan Leher
Halte tempat penusukan massal terjadi di Kawasaki, Jepang Selasa (28/5/2019) lalu. (Kyodo News/JPNN.com)

TOKYO (RIAUPOS.CO) - Aksi penusukan massal yang terjadi di daerah Kawasaki, Jepang Selasa (28/5/2019) lalu menjadi perhatian luas. Betapa tidak, pelaku menjadikan anak sekolah dasar sebagai sasaran penusukan tindakan brutal.

Seperti cerita seorang warga, Toshichika Ishii. Dia sedang beristirahat di bangku taman dekat Stasiun Noborito. Dia duduk sambil menikmati suasana musim semi yang mungkin bakal hilang beberapa hari lagi. Lamunannya seketika berhenti ketika teriakan dari halte bus di dekatnya terdengar.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

’’’Saya akan membunuhmu!’’ begitu teriakan yang didengar Ishii seperti dilansir media New York Times. Suara yang muncul selanjutnya membuat bulu kuduknya begidik. Suara itu adalah teriakan ketakutan bocah-bocah sekolah dasar.

Pukul 07.45 siswa SD Caritas sedang mengantre untuk masuk ke bus sekolah. Bus keenam dari sekolah baru saja datang. Sekolah Katolik tersebut menyediakan delapan bus untuk menjemput pelajar. Sama seperti pagi biasanya, beberapa orang tua sibuk menaikkan anaknya dengan dibantu karyawan sekolah ke bus itu. Mereka tak punya waktu untuk melihat pria paro baya yang baru keluar dari toko swalayan dan perlahan mendekat.

’’’Saya baru saja membantu siswa keenam naik bus. Kemudian, saya mendengar teriakan,’’’ ujar salah seorang karyawan sekolah menurut media Kyodo News.

Tanpa alasan yang jelas, pria yang dikabarkan bernama Ryuichi Iwasaki tersebut menyerang siswa Caritas. Dengan dua pisau yang dipegang, tangan pria berusia 51 tahun itu mengayun keras. Dia mengincar leher atau kepala siapa pun yang terlihat atau yang berusaha menghalangi.

Menurut kantor berita NHK, 19 orang terkena sabetan dan tusukan Iwasaki. Di antara mereka, siswi Caritas, Hanako Kuribayashi (11), dan wali murid sekaligus pegawai Kementerian Luar Negeri Jepang, Satoshi Oyama (39), dinyatakan meninggal.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook