Korban Tewas Pertama Coronavirus di Perancis

Internasional | Rabu, 29 Mei 2013 - 08:44 WIB

PARIS (RP) - Warga Perancis pertama yang terkena serangan virus mirip SARS akhirnya meninggal dunia.  Pria berusia 65 tahun tersebut sebelumnya mengunjungi Dubai dan dideteksi terkena coronavirus yang berbahaya.

 "Pasien pertama sudah mati," kata seorang juru bicara Direktorat Jenderal Kesehatan Perancis.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Menurut laman asiaone (28/5), seorang pria lain yang sekamar dengan korban selama tiga hari juga ditemukan memiliki nCoV-EMC virus, yang merupakan sepupu dari Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) yang memicu ketakutan kesehatan di seluruh dunia pada 2003.

"Pasien lain yang berusia 50-an, telah dirawat di rumah sakit di kota utara Lille sejak 9 Mei," lanjutnya.

Virus ganas tersebut sejauh ini  telah menewaskan 19 orang. Seperti SARS, virus ini menyebabkan infeksi di dalam paru. Diawali suhu tinggi, batuk dan kesulitan bernapas. Bedanya dari SARS, virus ini juga menyebabkan gagal ginjal yang cepat.

Ada 44 laboratorium diseluruh dunia yang mengkonfirmasi temuan kasus ini , yang sekarang dikenal sebagai novel coronavirus atau nCoV-EMC.

Arab Saudi sendiri, negara tempat terbanyak terjadi kasus ini menyebutkan adanya 30 infeksi coronavirus dan 18 korban meninggal. Kasus ini juga telah terdeteksi di Yordania, Qatar, Tunisia, Uni Emirat Arab, Jerman, Inggris, dan Perancis.

Korban terakhir di negeri kaya minyak ini, seorang perempuan berusia 81 tahun dengan gejala coronavirus telah meninggal. Coronavirus atau yang disebut nCoV-EMC telah menjadi momok menakutkan di kawasan timur tengah hingga dinamakan, Middle East Resporatory Syndrome Coronavirus atau MERS.

Di Saudi Arabiya, kasus coronavirus terdeteksi di bagian timur. Kementrian Kesehatan setempat mengungkapkan, korban meninggal kebanyakan orang tua yang juga memiliki penyakit kronis.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, untuk pencegahan MERS,  harus melalui kerja sama negara-negara di sekitar Arab Saudi, seperti Tunisia dan negara-negara sekitarnya. Hal tersebut agar negara-negara yang berpotensi penyebaran coronavirus mengetahui risiko penyebarannya.

Sementara itu, para ilmuwan di pusat medis Erasmus Rotterdam telah menentukan bahwa coronavirus tampaknya menginfeksi tubuh melalui titik docking dalam sel paru-paru. Hal ini menunjukkan, kelelawar mungkin reservoir (inang) alami untuk virus itu hingga ke manusia.

Sebelumnya, kelelawar juga menjadi reservoir alami SARS dalam studi yang dilakukan para ilmuwan pada 2005, dan dikenal pembawa mematikan berdarah dengue Ebola.(Esy/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook