AS Terbangkan Pesawat Pembom di Wilayah Udara yang Diklaim Cina

Internasional | Kamis, 28 November 2013 - 00:39 WIB

AS Terbangkan Pesawat Pembom di Wilayah Udara yang Diklaim Cina
Pesawat pembom B-52 milik Amerika Serikat. Foto: air-attack.com

TOKYO (RP) - Militer Amerika menerbangkan dua pesawat pembom B-52 di atas wilayah udara Laut China Selatan yang disengketakan. Dan memunculkan kesan menantang klaim China atas daerah tersebut.

Pentagon sendiri mengaku pesawat terbangnya melintasi wilayah tersebut dengan mengikuti prosedur biasa. "Kami tengah menggelar operasi di wilayah Kepulauan Senkaku," ujar juru bicara Pentagon Kolonel Steve Warren.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pesawat itu tidak dipersenjatai dan diterbangkan dari pangkalannya di Guam untuk mengambil bagian dalam latihan rutin di lokasi yang diperebutkan ini. Setelah terbang kedua pesawat dipulangkan ke Guam. "Kami memakai prosedur normal yakni tidak melapor rute tujuan perjalanan kami, tidak mengirim kabar lewat saluran radio dan tidak membeberkan posisi frekuensi kami," lanjutnya.

Seperti diketahui, China telah menetapkan zona pertahanan wilayah udara di pulau yang tengah disengketakan, Senkaku dalam Bahasa Jepang, atau Diayou dalam Bahasa China. Pemerintah Beijing mewajibkan pesawat mana pun yang melintas mengindahkan aturan China atau bila membangkang akan menghadapi pasukan pertahanannya.

Jepang langsung bereaksi keras atas penetapan zona udara tersebut dengan menyebutnya tidak sah. Dua maskapai penerbangan terbesar Jepang juga menyatakan akan menuruti seruan Tokyo agar tak mengindahkan pernyataan sepihak China.

Jepang juga mengajukan protes resmi atas sikap China tersebut. Sementara Taiwan yang juga mengklaim wilayah ini menyatakan menyesalkan tindakan tersebut dan akan mengambil langkah untuk melindungi keamanan wilayahnya.

Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel menyebut tindakan Beijing sebagai upaya menggoyahkan stabilitas kawasan untuk mengubah status-quo. AS sendiri menempatkan sekitar 70 ribu personel militer di Jepang dan Korea, serta sudah menyatakan tak akan mengindahkan aturan baru yang dibuat China. (esy/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook