SINGAPURA (RIAUPOS.CO) – Ancaman pengeboman maskapai penerbangan kembali terjadi. Kali ini giliran Singapore Airlines. Kejadian itu berlangsung saat pesawat berangkat dari San Fransisco menuju Bandara Changi. Untuk memastikan keamanan pesawat komersil itu pun langsung dikawal jet tempur.
Salah seorang penumpang dicurigai sebagai pelakunya. Polisi menangkap seorang pria 37 tahun dalam penerbangan Singapore Airlines setelah dia diduga menyerang awak kabin dan mengklaim dia membawa bom di tas jinjingnya.
Otoritas berwenang MINDEF menegaskan ancaman bom kemudian diverifikasi sebagai ancaman palsu atau hoaks. Menanggapi pertanyaan dari Channel News Asia, polisi mengatakan pada pukul 2.40 pagi ada dugaan ancaman bom di pesawat SQ33 dari San Francisco ke Singapura.
Diketahui, pesawat mendarat dengan selamat di Bandara Changi sekitar pukul 05.50 Rabu (28/9) waktu Singapura di bawah pengawalan jet tempur F-16C/D Angkatan Udara Republik Singapura.
Pesawat itu kemudian meluncur ke teluk terpencil untuk pemeriksaan keamanan dan penumpang diserahkan ke polisi bandara. Setelah pemeriksaan keamanan selesai, pesawat ditarik ke Terminal 3. Data dari situs pelacakan lalu lintas udara Flightradar24 menunjukkan pesawat berputar-putar sebelum turun menuju Singapura.
Tidak ada keterlambatan kedatangan yang ditunjukkan, dengan waktu penerbangan 16 jam dan 25 menit tercatat. Personil dari Divisi Polisi Bandara dan Kelompok Pertahanan Kimia, Biologi, Radiologi dan Bahan Peledak berada di lokasi untuk menyelidiki klaim penumpang.
“Semua penumpang dan awak turun secara normal dan aman pada pukul 09.20,” kata maskapai itu.
“Singapore Airlines meminta maaf kepada semua pelanggan yang terkena dampak atas ketidaknyamanan yang disebabkan oleh insiden ini. Kami membantu pelanggan kami dengan pemesanan ulang untuk koneksi selanjutnya yang mungkin mereka lewatkan,” kata maskapai itu.
“Kami membantu pihak berwenang dengan penyelidikan mereka dan menyesal bahwa kami tidak dapat memberikan rincian lebih lanjut,” kata Singapore Airlines.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman