MOSKOW (RP) - Edward Snowden masih bertahan di Bandara Sheremetyevo hingga kemarin (27/6). Sejak pesawat yang dia tumpangi mendarat di Kota Moskow, pria 30 tahun tersebut tidak pernah meninggalkan zona transit. Konon, pembocor program pengawasan intelijen Amerika Serikat (AS) itu akan bertolak ke Ekuador.
Begitu Presiden Rusia Vladimir Putin mengonfirmasikan keberadaan Snowden di Sheremetyevo, awak media dari seluruh dunia pun langsung menuju Moskow. Mereka berusaha menemukan hacker yang berwajah tampan tersebut di antara ratusan penumpang yang hilir mudik di area transit bandara. Namun, mencari Snowden di bandara yang ramai itu bagaikan mencari jarum di tumpukan jerami.
Sebenarnya, mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional (NSA) tersebut sempat membeli tiket pesawat tujuan Havana, Kuba, Senin lalu (24/6). Menurut kabar, dia hanya akan transit di Kuba. Sebab, tujuan utama Snowden adalah Venezuela. Sejak kasus pembocoran rahasia intelijen AS itu menjadi topik hangat media, Presiden Nicolas Maduro menyatakan siap memberikan suaka bagi Snowden.
Versi lain menyatakan, tujuan utama Snowden adalah Ekuador. Dari Venezuela, dia dikabarkan akan melanjutkan perjalanan ke negara yang dipimpin Presiden Rafael Correa tersebut. Namun, skenario pelarian Snowden itu kembali mentah lantaran dia tidak pernah naik pesawat tujuan Kuba tersebut. Sebaliknya, dia memutuskan untuk kembali menginap di bandara.
Kemarin Ekuador menerbitkan izin transit safe pass untuk Snowden. Namun, pemerintahan Correa membantah kabar yang kali pertama disebarluaskan stasiun berbahasa Spanyol, Univision, tersebut. Mereka membantah telah membekali buron AS itu dengan dokumen perjalanan resmi hanya demi menghindari penangkapan oleh aparat setempat.
Galo Galarza, pejabat senior Kementerian Luar Negeri Ekuador di Kota Quito, menegaskan bahwa pemerintahannya tidak pernah menerbitkan dokumen apa pun untuk Snowden. ’’Itu semua tidak benar. Tidak ada paspor. Tidak ada dokumen yang diterbitkan konsulat Ekuador (untuk Snowden),’’ ujarnya dalam jumpa pers. Dia juga menerangkan, Ekuador tidak mengenal kartu pengungsi atau kartu izin safe pass.
Namun, dalam siarannya, Univision sempat menunjukkan dokumen yang berstempel Konsulat Jenderal Ekuador di London. Dokumen yang berbahasa Inggris dan Spanyol itu bertanggal 22 Juni. ’’Konsul Jenderal Ekuador di London memberikan safe pass bagi individu yang bersangkutan. Dokumen ini merupakan izin resmi bagi si pemegang untuk masuk wilayah Ekuador dalam rangka mencari suaka,’’ demikian bunyi dokumen tersebut.
Dalam dokumen satu halaman itu, tertulis bahwa pemerintah setempat harus mengizinkan si pembawa safe pass melewati wilayahnya agar bisa menuju Ekuador. Layaknya paspor, dokumen itu pun tertulis identitas pribadi Snowden. Di antaranya, nama, tempat dan tanggal lahir, warna mata dan rambut, serta status pernikahan. ’’Dokumen ini dikeluarkan di London pada 22 Juni 2013,’’ tulis safe pass tersebut.
Sejak mendeklarasikan Snowden sebagai buron, AS mencabut paspor resminya. Artinya, pria yang sempat tinggal di Hongkong itu tidak memiliki dokumen perjalanan resmi. Tetapi, Presiden Barack Obama tidak terlalu memusingkan teka-teki Snowden. Kemarin dia menegaskan bahwa pemerintahannya tidak akan mati-matian memperjuangkan ekstradisi Snowden. (hep/c14/dos)