Laut Cina Selatan Jadi Kawasan Tegang

Internasional | Rabu, 27 November 2013 - 05:23 WIB

BEIJING (RP) - Hubungan Jepang dan Cina masih tegang. Hingga kemarin (26/11), Cina belum juga merespons protes Jepang atas pembentukan zona pertahanan udara (ADIZ) di perbatasan dua negara. Tapi, Cina malah mengirimkan kapal induk pertamanya ke kawasan Laut Cina Selatan dan memantik konflik dengan Filipina.

 

"Liaoning meninggalkan pelabuhan Qingdao bersama dua penghancur rudal, Shenyang dan Shijiazhuang, serta dua pencegat rudal, Yantai dan Weifang," terang Kantor Berita Xinhua. Beijing menyebut misi ke Laut Cina Selatan itu sebagai bagian dari pelayaran perdana Liaoning, kapal induk pertama buatan Cina.   

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

 

Jika penerapan ADIZ membuat hubungan Beijing dan Tokyo tegang, kali ini Cina memancing reaksi Filipina dengan mengirimkan Liaonin ke perbatasan dua negara. Sejak tahun lalu, tepatnya setelah Beijing mengambil-alih kendali atas Scarborough, dua Negara tersebut kerap terlibat konflik. Sampai saat ini, dua negara itu masih saling mengklaim dataran yang hanya berjarak 200 kilometer dari Filipina tersebut.

 

Selain dengan Filipina, Cina berkonflik dengan beberapa negara lain di sekitar Laut Cina Selatan. Salah satunya adalah Vietnam. Selama bertahun-tahun, negara-negara yang saling bertetangga tersebut terlibat sengketa kepemilikan atas pulau-pulau kecil di Laut Cina Selatan. Tapi, Beijing menegaskan bahwa perjalanan Liaoning kali ini sama sekali tidak mengandung provokasi.

 

"Liaoning hanya melakukan tur normal. Perjalanan ini juga sudah direncanakan jauh-jauh hari," ujar seorang petinggi Angkatan Laut (AL) Cina kepada Xinhua. Menurut dia, Liaoning sengaja mengusung persenjataan, tapi bukan untuk menggertak negara-negara tetangga. Senjata-senjata itu sengaja dibawa karena merupakan bagian dari kelengkapan kapal induk tersebut.

 

Sementara itu, Australia mendukung protes Jepang atas penerapan ADIZ di langit Laut Cina Timur. Bersama Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara sekutunya, Australia pun mendesak Cina meninjau kembali kebijakan tersebut. Namun, maskapai Jepang ANA justru menyatakan kesanggupannya untuk mematuhi aturan yang diterapkan Cina di zona pertahanan udara itu. (AP/AFP/hep/c16/dos)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook