AS-Filipina Berlatih Serang Pulau, Cina Galau

Internasional | Jumat, 27 April 2012 - 08:31 WIB

MANILA (RP)- Pasukan Komando AS dan Filipina menggelar latihan bersama, dengan skenario menyerang suatu pulau musuh.

Ini merupakan bagian dari latihan bersama kedua negara, yang sudah berlangsung dalam beberapa hari terakhir, dan telah membuat Cina gusar karena berlangsung di dekat kepulauan yang menjadi sengketa antara Filipina dan Cina.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Menurut kantor berita Reuters, latihan menyerang pulau itu berlangsung di Pulau Palawan, di barat daya Filipina, Rabu (25/4).

Lokasinya tidak jauh dari pulau kecil Scarborough Shoal, Laut Cina Selatan, yang tengah diperebutkan Cina dan Filipina. Cina menamainya Pulau Huangyan.

Skenario perang-perangan yang berlangsung Rabu kemarin merupakan bagian dari latihan gabungan yang berlangsung selama dua pekan di sejumlah lokasi di Pulau Luzon, Filipina. Latihan gabungan itu melibatkan 7.000 tentara AS dan tuan rumah.

Dalam skenario penyerbuan itu, sekitar 100 pasukan komando mendarat di pantai dengan kapal-kapal perang dari kedua negara. Mereka menggelar latihan serangan amfibi untuk menguasai kembali sebuah pulau yang diduduki para militan.

Begitu turun dari perahu karet, para tentara langsung terlibat baku tembak dengan musuh. Selain menguasai kembali pulau, mereka juga menjalani misi pembebasan sandera.

Beberapa hari sebelumnya, tim komando kedua negara juga menggelar latihan merebut kembali suatu kilang minyak yang dikuasai musuh di bagian utara Palawan. Marinir AS membantah bahwa latihan itu merupakan provokasi bagi Cina.

‘’Latihan ini sudah berlangsung rutin. Tahun ini berlangsung di Palawan dan sudah direncanakan berbulan-bulan sebelumnya,’’ kata juru bicara Marinir AS, Bryan Mitchell.

Namun, bagi Cina, latihan gabungan militer AS dan Filipina itu berisiko mengundang konfrontasi. Wakil Menteri Luar Negeri Cina, Cui Tiankai, Rabu kemarin mengatakan bahwa Beijing tetap mengutamakan dialog dan diplomasi untuk menyelesaikan sengketa teritorial dengan tetangganya, Filipina.

‘’Kami khawatir mengenai isu Laut Cina Selatan,’’ kata Cui di Beijing. ‘’Beberapa pihak berupaya mencampuradukkan dua hal yang tidak berhubungan, yaitu kedaulatan teritorial dan kebebasan bernavigasi,’’ lanjut dia.

Maksud Cui, walau Cina masih mempermasalahkan batas-batas wilayah maritim dengan para tetangga, bukan berarti ini sampai mengancam keamanan jalur pelayaran di Laut Cina Selatan. Cina berkomitmen menjaga keamanan bernavigasi bagi semua kapal di Laut Cina Selatan. Selain dengan Filipina, Cina juga bersengketa dengan beberapa lain yang turut merasa memiliki sebagian Laut Cina Selatan, adalah Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam.(viv/int)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook