Bentrok Mesir, 49 Tewas dan 1.079 Ditangkap

Internasional | Senin, 27 Januari 2014 - 10:35 WIB

Bentrok Mesir, 49 Tewas dan 1.079 Ditangkap
Para pendukung Ikhwanul Muslimin melakukan unjuk rasa sambil menunjukkan slogan empat jari, simbol yang dikenal sebagai ‘’Rabaa’’, yang berarti empat dalam bahasa Arab, mengingatkan tindakan kekerasan di kamp protes Rabaa al-Adawiya di Kairo tahun lalu, Jumat (24/1/2014). Foto: AFP/ KHALED MAHMOUD

KAIRO (RIAUPOS.CO) - Pascarevolusi Mesir yang sukses menjatuhkan kekuasaan Hosni Mubarak pada 2011, kondisi Negeri Piramida itu tidak kunjung membaik. Dalam peringatan tiga tahun perlawanan rakyat akhir pekan lalu, bentrokan berdarah antardemonstran kembali pecah. Insiden tersebut merenggut 49 jiwa.

Pada Sabtu (25/1), ribuan demonstran menyesaki Lapangan Tahrir di Kairo untuk mendukung Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, tokoh militer di balik kudeta terhadap Presiden Muhammad Mursi. Mursi merapakan tokoh Ikhwanul Muslimin yang terpilih sebagai presiden pertama Mesir secara demokratis.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Di lokasi lain, polisi terlibat bentrok dengan kelompok islami dan aktivis anti pemerintah. Kementerian Kesehatan menyatakan, 49 orang tewas dalam bentrokan antara polisi dan pendukung pemerintah sementara yang berhadapan dengan pendukung Mursi.

Kementerian Dalam Negeri mengungkapkan, 1.079  perusuh ditangkap.Salah seorang korban tewas di Kairo adalah tokoh gerakan 6 April yang menggalang kekuatan untuk melakukan revolusi menggulingkan Hosni Mubarak. Gerakan tersebut juga beroposisi dengan Mursi. Untuk diketahui, Mesir sudah memanas sebelum insiden pada Sabtu tersebut terjadi. Jumat (24/1) empat bom meledak di luar markas polisi di Kairo. Serangan yang diklaim dilakukan kelompok militan dari Sinai tersebut menewaskan enam orang.

Beberapa jam sebelum demonstrasi Sabtu berlangsung, sebuah bom kecil juga meledak di luar pusat pelatihan polisi di utara Kairo hingga melukai seorang. Sementara itu, sebuah ledakan di Suez melukai 16 orang. Ansar Beit al-Maqdis, kelompok yang terinspirasi Al Qaeda, mengklaim melakukan serangan bom pada Jumat tersebut. Mereka memperingatkan umat muslim agar menjauh dari kantor-kantor polisi karena akan menjadi target serangan.

Kemarin pemerintah interim secara mengejutkan mengumumkan perubahan jadwal pemilu. Dalam sebuah pidato yang disiarkan secara nasional, Presiden Interim Mesir Adly Mansour menuturkan, pemilihan presiden dimajukan sebelum pemilihan anggota parlemen. ‘’Pemerintah akan menginstruksi Komisi Pemilihan Umum untuk membuka pendaftaran bagi kandidat presiden. (cak/tia/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook