Respons Para Astronom dengan Partikel Berenergi Sangat Tinggi Amaterasu yang Terdeteksi Jatuh ke Bumi

Internasional | Minggu, 26 November 2023 - 06:02 WIB

Respons Para Astronom dengan Partikel Berenergi Sangat Tinggi Amaterasu yang Terdeteksi Jatuh ke Bumi
Ketika sinar kosmik berenergi sangat tinggi menghantam atmosfer bumi. (UNIVERSITAS METROPOLITAN OSAKA)

BAGIKAN



BACA JUGA


JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Para astronom diketahui mengalami kebingungan dengan munculnya fenomena partikel Amaterasu, yakni alah satu sinar kosmik berenergi tertinggi yang pernah terdeteksi yang berasal dari wilayah ruang angkasa yang tampaknya kosong.

Dilansir dari The Guardian, para astronom mengalami kebingungan namun telah mendeteksi partikel langka dan berenergi sangat tinggi tersebut. Partikel tersebut, diberi nama Amaterasu yang diambil dari nama dewi matahari dalam mitologi Jepang, adalah salah satu sinar kosmik berenergi tertinggi yang pernah terdeteksi.


Hanya peristiwa kosmik yang paling kuat, pada skala yang jauh melebihi ledakan bintang, yang diperkirakan mampu menghasilkan partikel energik seperti itu. Namun Amaterasu tampaknya muncul dari Local Void, sebuah area ruang kosong yang berbatasan dengan galaksi Bima Sakti.

“Anda menelusuri lintasannya hingga ke sumbernya dan tidak ada energi yang cukup tinggi untuk menghasilkannya,” kata Prof John Matthews, dari Universitas Utah dan salah satu penulis makalah di jurnal Science yang menjelaskan penemuan tersebut.

Partikel Amaterasu memiliki energi melebihi 240 exa-electron volt (EeV), jutaan kali lebih banyak daripada partikel yang dihasilkan di Large Hadron Collider, akselerator paling kuat yang pernah dibuat, dan setara dengan energi bola golf yang melaju dengan kecepatan 95mph.

Ia berada di urutan kedua setelah partikel Oh-My-God, sinar kosmik berenergi ultra tinggi lainnya yang mencapai 320 EeV, terdeteksi pada tahun 1991.

“Benda-benda yang dianggap energik, seperti supernova, ternyata tidak cukup energik untuk hal ini,” kata Matthews.

“Anda memerlukan energi dalam jumlah besar, medan magnet yang sangat tinggi, untuk membatasi partikel saat ia dipercepat,” kata Matthews.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook