KAIRO (RP)- Puluhan ribu warga Mesir diperkirakan akan mengikuti protes di Lapangan Tahrir, Kairo, Rabu (25/1) bertepatan dengan peringatan satu tahun pergolakan yang akhirnya menumbangkan Presiden Husni Mubarak.
Ribuan massa telah berkumpul di Lapangan Tahrir sejak Selasa malam. Mereka berasal dari berbagai lapisan masyarakat.
Warga mendirikan tenda dan meneriakkan slogan-slogan menentang Dewan Agung Militer yang mengambil alih kekuasaan setelah Husni Mubarak mengundurkan diri sebagai presiden.
‘’Angkatan Darat Mesir membunuh kami di Tahrir dan saya tidak takut mengatakannya,’’ kata salah seorang warga, Khaled Abdallah seperti dikutip kantor berita Reuters.
‘’Tentara dan polisi membunuh kami dan membungkam suara revolusi. Tetapi saya katakan kepada Anda bahwa suara revolusi tidak bisa dibungkam,’’ tambahnya.
Pemrotes juga mengusung berbagai spanduk dengan pesan beragam dan hal ini mencerminkan keragaman sikap dan pendapat mengenai apa makna aksi massal di Lapangan Tahrir hari ini.
Salah satu tuntutan utama para pengunjuk rasa adalah pencabutan penerapan undang-undang darurat. Selama berkuasa hampir 30 tahun, Husni Mubarak berkali-kali berjanji akan mencabut undang-undang darurat namun kemudian gagal menepatinya.
Undang-undang darurat telah diberlakukan di Mesir hampir berturut-turut sejak 1967. Namun Ketua Dewan Agung Militer Mohamed Hussein Tantawi mengatakan undang-undang darurat masih akan diterapkan dalam kasus-kasus ‘’kebrutalan’’ namun dia tidak memberikan penjelasan rinci.
Tahun lalu Dewan Agung Militer memperluas cakupan undang-undang darurat dengan memasukkan kasus-kasus mogok kerja.(bbc/int)