MOSKOW (RIAUPOS.CO)-Penerbangan langsung antara Ukraina dan Rusia akan dihentikan mulai Ahad (25/10). Penghentian tersebut merupakan dampak dari sanksi baru Kiev yang diterapkan. Ukraina mengatakan, penerbangan akan berakhir pada tengah malam Sabtu, setelah pertemuan terakhir membahas krisis gagal mencapai kesepakatan.
Sanksi ini dimaksudkan untuk menghukum Rusia karena telah melakukan aneksasi Krimea dan mendukung pemberontak bersenjata di Ukraina Timur. Sanksi yang diterapkan di tengah gencatan senjata yang berlangsung menunjukkan betapa buruknya hubungan Rusia-Ukraina.
Rusia menyebut, Ukraina justru akan merugi dengan sanksi ini, karena sebagian besar penumpang adalah warga Ukraina yang berperjalanan untuk bekerja di Rusia, mengunjungi kerabat, atau sedang transit.
Menteri perhubungan Rusia sudah memperkirakan bahwa kerugian dari penjualan tiket di kedua negara tersebut bisa mencapai 110 juta dolar AS atau sekitar Rp1,4 triliun per tahun. Pelarangan itu juga membuat marah penumpang dari kedua negara.
‘’Pemerintah mengambil keputusan dan selalu rakyat yang menanggungnya,’’ kata warga Ukraina, Alexander Vyshnevsky, setelah mendaftar untuk check-in di salah satu penerbangan terakhir ke Kiev dari Moskow. Dia baru saja mengunjungi istri dan anak perempuannya yang warga Rusia.
’’Rusia dan Ukraina seperti satu negara buat saya. Separuh dari warga Ukraina menikah dengan warga Rusia. Jadi ini tidak masuk akal," kata Vyshnevsky.
Pertemuan untuk menemukan titik kompromi tengah berlangsung dan di tahap ini peluangnya kecil akan tercapai kesepakatan. Maka, mulai Ahad, penumpang terpaksa menaiki rute yang lebih mahal dan lama lewat negara ketiga atau menyiapkan diri untuk naik kereta selama 13 jam.(eko/int)