JAKARTA (RP) - Hari ini, Kamis (25/10), jutaan jamaah haji akan menjalani puncak ibadah haji, yakni wukuf di Padang Arafah.
Sejak kemarin, Jamaah Calon Haji (JCH) telah bergeser dari pondokan di Masjidil Haram ke Arafah. Tak urung, padang pasir di perbatasan kota Makkah itu mulai sesak.
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Bahrul Hayat mengatakan, proses mobilisasi JCH Indonesia dari kota Makkah ke Arafah berlangsung lancar. ‘’Sementara ini mobilisasi masih terus berlangsung. Pantauan saya, jalan raya dari kota Makkah ke
Padang Arafah mulai macet,’’ kata Bahrul, Rabu (24/10) sore WIB atau siang hari Waktu Arab Saudi (WAS).
Bahrul menjelaskan, seluruh jamaah haji Indonesia yang berjumlah sekitar 211 ribu diharapkan sudah berada di Padang Arafah Kamis (25/10) dini hari tadi.
Hingga kemarin siang waktu setempat, 20 maktab atau kapling tenda JCH di Padang Arafah sudah penuh. Setiap maktab rata-rata berkapasitas 3.000 jamaah. Total maktab yang sudah dikapling untuk jamaah calon haji Indonesia berjumlah 70 titik.
Bahrul juga meluruskan kabar di jejaring media sosial yang menyebutkan Makkah, dan lebih khusus Masjidil Haram, tergenang banjir akibat hujan deras. Bahrul menegaskan jika kabar ini tidak benar. ‘’Sudah dua hari ini tidak hujan. Tidak benar ada banjir,’’ ungkapnya.
Sementara itu, Kemenag menepati janjinya untuk tetap menjalankan safari wukuf bagi jamaah yang sakit kronis.
Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Arsyad Hidayat menuturkan, data sementara ada 180 JCH yang sakit dan harus mengikuti safari wukuf. Para JCH ini akan wukuf di dalam mobil ambulans dan kendaraan medis lainnya.
Para jamaah sakit ini akan diberangkatkan ke Arafah, Kamis (25/10) ini, setelah salat Zuhur. Mereka akan didampingi 42 tenaga medis.
Setelah selesai wukuf, mereka akan kembali ke balai pengobatan dan ke sejumlah rumah sakit. Total ambulans yang dipakai untuk safari wukuf berjumlah 24 unit. Selain itu safari wukuf juga menggunakan empat unit bus berkapasitas 27-29 orang.
Satu JCH Riau Wafat
Satu JCH Riau dari Kloter 13 asal Kota Dumai, Hafsah binti Harun Ahmad (62) meninggal dunia. Dari hasil pemeriksaan kesehatan, Hafsah menderita hipertensi dan kondisinya tidak tertolong lagi.
Kabar duka ini diterima Kementerian Agama (Kemenag) Riau, Selasa (23/10) sekitar pukul 01.00 WIB, langsung dari Kabid Haji Kemenag Riau Drs H Aziz MA yang tengah berada di Tanah Suci Makkah.
‘’Baru dini hari semalam kita terima informasi ini,’’ sebut Kasi Penyuluhan Haji dan Umroh, Kemenag Riau, Drs H Elwizar yang dikonfirmasi Riau Pos, Rabu (24/10) di Pekanbaru.
Untuk memastikan kabar itu, Kemenag Riau sudah melakukan pengecekan di Siskohat Haji Kementerian Agama RI yang membenarkan kejadian tersebut.
Menurut rencana, jenazah almarhumah dimakamkan, Rabu (24/10). Pihak Kementerian Agama Riau sudah memberitahukan pada Kemenag Kota Dumai untuk memberitahukan kabar tersebut pada pihak keluarga almarhumah.
Sementara, JCH Riau lainnya, saat ini sudah mulai diberangkatkan dari Makkah menuju Padang Arafah untuk pelaksanaan wukuf. ‘’Mereka dihantarkan sesuai dengan maktab masing-masing,’’ ungkapnya.
Mulia Nur Medinah Al Amin Buka Kembali
Kantor PT Mulia Nur Medinah Al Amin penyedia layanan haji plus dan umroh yang beralamat di Jalan KH Ahmad Dahlan nomor 88 Pekanbaru yang sempat tutup beberapa hari akhirnya buka kembali, Rabu (24/10).
Pantauan Riau Pos, aktifitas kantor ini berjalan normal seperti biasanya. Karyawan yang bertugas digedung berlantai tiga itu pun terlihat masuk dan bekerja seperti biasanya. Begitu juga dengan Direktur PT Mulia Nur Medinah Al Amin, Muhammad Dapid, sudah masuk kantor.
Muhammad Dapid kepada Riau Pos menjelaskan, tutupnya kantor beberapa hari karena situasional yang berkaitan dengan pemberangkatan jamaah haji plus. Sementara batalnya sejumlah jamaah karena visa mereka tidak keluar.
Sedari awal, lanjutnya, pihak perusahaan yang merupakan konsorsium peyedia layanan haji Al Bayen ini sudah menjelaskan pada masyarakat yang mendaftar haji plus.
‘’Kalau masyarakat ingin daftar haji plus kuota, harus menunggu antrean tiga sampai empat tahun. Sementara kalau mau sedikit cepat, bisa melalui non kuota. Tapi haji plus non kuota, berisiko dan tidak ada kepastian begitu bayar langsung berangkat. Namun yang jelas, kita konsorsium resmi. Sekarang tengah mengurus izin dari Kemenag RI,’’ ujarnya.
Selain itu, pihak perusahaan tetap bertanggung jawab dengan kondisi ini. Selama di Jakarta, semua akomodasi penginapan jamaah ditanggung perusahaan, tanpa dipungut dana tambahan apapun.
Selain itu, pihak perusahaan sudah mengembalikan seluruh uang jamaah tanpa satu rupiah pun dilakukan pemotongan.
Sudah Terindikasi Penipuan
Menyikapi banyaknya masyarakat yang gagal berangkat menunaikan ibadah haji dengan menggunakan jalur non kuota melalui jasa layanan travel, Kasi Penyuluhan Haji dan Umroh Kemenag Riau Drs H Elwizar menegaskan, kalau aksi pandai-pandai yang dilakukan pihak pengelola travel.
Karena sudah berada diluar sistem yang diatur dari Kemenag RI untuk pemberangkatan haji, baik haji reguler maupun haji plus.
‘’Ini jelas salah pengelola travel. Mengapa mereka berani menjanjikan pada masyarakat untuk pemberangkatan dan menerima dana untuk pemberangkatan. Padahal, belum tentu bisa,’’ ujarnya.
Haji plus non kuota, jelas hanya memanfaatkan nasib untung-untungan untuk bisa berangkat ke Tanah Suci. Sementara sistem resmi yang diatur Kemenag RI jelas. Yakni, diberangkatkan sesuai dengan nomor porsi dan antrian jamaah.
Sayangnya, Kemenag Riau tidak mengantongi nama-nama travel penyedia haji dan umroh yang membuka layanan haji non kuota.
Meyinggung soal penertiban travel seperti ini, belum ada instruksi dari Kemenag RI. Sehingga, Kemenag Riau belum berani mengambil tindakan untuk melakukan penertiban.
Sementara itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) menyampaikan keprihatinan mendalam terkait kasus penipuan terhadap calon JCH yang belakangan banyak terungkap.
PB NU menduga ada keterlibatan pegawai Kementerian Agama (Kemenag) dalam kasus tersebut.
Ketua Umum PB NU Said Aqil Siroj mengatakan keterlibatan pegawai Kemenag bisa terjadi melalui modus konspirasi busuk dengan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) yang tidak terdaftar. Mereka menjanjikan adanya kuota tambahan jamaah haji, meski kondisi sebenarnya tidak tersedia.
‘’Yang terlibat pegawai bawahan, bukan yang di atas, mereka yang biasanya kongkalikong dengan penyelenggara ibadah haji. Jadi penyelenggara ibadah haji ini diiming-imingi seolah-olah ada kuota tambahan, padahal sebenarnya sudah tidak ada,’’ tegas Said di Jakarta, kemarin (24/10).
Atas kondisi tersebut, dia mendesak, agar ada sanksi tegas pada kedua belah pihak. Jika perlu, Kemenag lapor polisi untuk memproses secara hukum konspirasi busuk tersebut.
‘’Kemenag tahu mana penyelenggara yang nakal. Coret dari daftar. Tindakan tegas perlu agar ada efek jera,’’ tambahnya.
Selain pegawai Kemenag, dia menengarai, kasus penipuan terhadap jamaah calon haji juga melibatkan staf Kedutaan Arab Saudi. Modus yang digunakan adalah janji pengurusan visa haji, meski kuota yang tersedia sudah habis.
‘’Yang terlibat ya orang Indonesia juga yang memang ngepos di sana, bukan orang Arab di Kedutaan. Nah, mereka ini juga harus ditindak. Jangan diberi angin sedikitpun, jangan dimaafkan,’’ tegasnya, kembali.
Sejumlah kasus penipuan jamaah calon haji terungkap di sejumlah daerah di Indonesia, salah satunya di Pekanbaru, Riau dan Medan, Sumatera Utara.
Di Medan, sebanyak 76 orang yang mendaftar melalui Azizi Tour dan Travel dan telah menyetorkan uang sebesar Rp70 hingga Rp80 juta rupiah, ternyata mereka batal diberangkatkan.
Data di Inspektorat Jendral Kementerian Agama, jumlah korban penipuan di seluruh Indonesia saat ini sudah lebih dari 2.500 orang.(wan/dyn/jpnn/dac)