MAKKAH (RP) - Kedatangan JCH Indonesia di Makkah disusul meningkatnya kasus kejahatan. Hingga hari kelima kedatangan JCH di Makkah, sudah banyak jamaah yang menjadi korban kejahatan. Umumnya jenis kejahatan berupa penipuan dengan berbagai modus.
Kepala Sektor Khusus Masjidil Haram Husban Abadi mengatakan hingga, Selasa (24/9) sudah tercatat lima kasus penipuan di sekitar Masjidil Haram. Modus yang mendominasi adalah, penipu mengaku sebagai petugas haji dan menawarkan bantuan membawa tas jamaah. Setelah berhasil merayu, penipu tadi langsung membawa kabur tas jamaah di tengah kerumunan jamaah.
‘’Kami meminta jamaah waspada. Harus mengenali dengan benar tanda-tanda petugas haji yang resmi,’’ katanya. Petugas haji yang resmi di antaranya dibekali dengan tanda pengenal (kartu ID) khusus. Seluruh kepala regu (Karu) dan kepala rombongan (Karom) diminta terus mengawasi jamaahnya masing-masing. Mereka diminta tidak melepaskan jamaahnya begitu saja ketika tiba di Makkah.
Para jamaah harus terus dipantau hingga masuk ke pemondokan semuanya. Penipu atau penjahat para jamaah itu pada umumnya orang Indonesia yang sudah menetap di Saudi. Sebab petugas haji yang direkruit pemerintah adalah orang-orang Indonesia.
Pada kasus lain, ada juga orang Arab Saudi setempat yang menjadi penjahatnya. Mereka umumnya mengaku sebagai petugas Masjidil Haram. Penipu ini biasanya memaksa jamaah untuk menyerahkan tas untuk dilakukan pemeriksaan. Setelah diserahkan, seketika itu pula tas dibawa kabur.(wan/jpnn)