STADION OLAH RAGA JADI KAMAR MAYAT

Kereta Keluar Rel, 78 Orang Tewas

Internasional | Kamis, 25 Juli 2013 - 22:42 WIB

SANTIAGO DE COMPOSTELA (RP) - Kecelakaan maut terjadi di kota Santiago de Compostela, Spanyol, Rabu (24/7) malam waktu setempat. Sebuah kereta api yang membawa 218 orang penumpang tiba-tiba keluar jalur. Kereta kemudian terguling dan menimpa sejumlah mobil, tidak jauh dari stasiun kereta api di kota barat daya Spanyol itu.

Kecelakaan maut ini menewaskan 78 orang penumpang. Sementara jumlah korban luka-luka tercatat 141 orang. Beberapa di antaranya masih dalam kondisi kritis.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sebuah stadion olah raga di kota yang dikenal sebagai lokasi ziarah umat Katolik itu terpaksa diubah menjadi kamar mayat untuk menampung jenazah korban. Puluhan anggota keluarga penumpang pun memenuhi tempat tersebut untuk mencari informasi tentang keluarga mereka. Sementara polisi bersama petugas medis berusaha melakukan identifikasi.

Beberapa penumpang yang selamat mengaku merasakan goncangan kuat beberapa saat sebelum kereta tergelincir dari rel. "Saat sampai di tikungan tiba-tiba kereta terguling berkali-kali. Akibatnya beberapa gerbong saling menindih dan para penumpang terjebak dibawahnya," ujar salah satu penumpang selamat, Ricardo Montero seperti dikutip dari AP, Kamis (25/7).

Saat ini belum ada penjelasan resmi dari pemerintah mengenai penyebab kecelakaan. Namun, seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri yang tidak mau disebut namanya memastikan, tragedi ini bukanlah ulah teroris. Kejadian ini merupakan kecelakaan kereta api terparah di Spanyol sejak tahun 1972.

Perdana Menteri Mariano Rajoy yang merupakan kelahiran Santiago de Compostela pun langsung mendatangi lokasi kecelakaan dan mengunjungi korban luka-luka di rumah sakit. Kecelakaan ini juga mengakibatkan batalnya festival tahunan untuk menghormati Santo James (Yakobus), salah satu murid Yesus yang kabarnya dikuburkan di kota itu.

Setiap tahunnya, puluhan ribu umat Katolik dari seluruh penjuru dunia menghadiri acara ini. "24 Juli kini tidak lagi menjadi awal bagi hari perayaan tapi menjadi penanda momen tersedih dalam sejarah Galicia," ujar Alberto Nunez Feijoo, Presiden Regional Galicia, daerah yang menjadikan Santiago de Compostela menjadi ibu kotanya. (dil/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook