Hamas Tambah Kuat

Internasional | Sabtu, 24 November 2012 - 11:24 WIB

GAZA (RP) - Sepekan bombardir Israel atas Jalur Gaza telah meluluhlantahkan bangunan pemerintahan dan gudang senjata, serta menewaskan 161 warga Palestina. Namun warga Palestina di Gaza justru menyebut pemimpin Hamas bertambah kuat.

Jumat (22/11), Hamas bersama para pejuang  yang mengenakan penutup muka, menggelar pawai kemenangan di Jalur Gaza, tepat setelah kesepakatan perjanjian gencatan senjata yang dimediasi Mesir diberlakukan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dilansir Washington Post, Jumat (23/11), di tengah parade bendera itu setiap faksi  di Gaza menyebut kesepakatan gencatan senjata sebagai kejayaan bagi perlawanan Palestina dan era baru bagi persatuan negeri yang kini dikuasai Hamas itu.

Namun kemunculan faksi-faksi  secara terpisah dalam parade itu telah memunculkan pertanyaan tentang efektifitas gencatan senjata. Hamas memang telah berupaya mengendalikan kelompok sempalan dengan menempatkannya di wilayah pantai.

Namun masih belum pasti apakah gencatan senjata juga efektif mencegah kelompok-kelompok pemilik roket jarak jauh, termasuk kelompok Jihad Islam yang ikut berpartisipasi dalam perundingan gencatan senjata Israel-Palestina di Kairo.

Seiring berlakunya perjanjian gencatan senjata, beberapa pihak bicara tentang antisipasi atas tahap lanjutan dari kesepakatan itu. Hamas berencana menegosiasikan agar Israel mengakhiri blokade atas Jalur Gaza dan memberi wilayah mobilitas yang lebih luas bagi warga Palestina di zona perbatasan.

Namun di kawasan perbatasan itu Israel ingin memertahankan haknya menembak warga Palestina yang mendekat dalam jarak 1 mil.

Beberapa warga Palestina,  telah memperingatkan bahwa Israel yang telah mencap Hamas sebagai organisasi teroris, kemungkinan bakal melanggar kesepakatan. ‘’Jika mereka menghormatinya, kami akan menghormatinya,’’ kata Juru Bicara Hamas, Ghazi Hamad.

Namun ia ragu Israel bakal memegang janji sesuai kesepakatan gencatan senjata. ‘’Saya ragu tentang implementasi rencana ini,’’ katanya. Ditambahkannya pula, jika ada hal-hal yang tidak diwujudkan oleh Israel, maka akan sangat terbuka bagi Hamas untuk melanggar perjanjian itu.

Sementara Israel telah melansir jumlah kerusakan yang ditanggung Palestina akibat delapan hari serangan udara. Pesawat dan kapal perang Israel telah menyasar 1.500 lokasi, termasuk 19 lokasi yang diidentifikasikan sebagai pusat komando dan kantor para petinggi Hamas. Israel juga meledakkan 200 terowongan bawah tanah yang biasa digunakan para penyelundup, serta 26 lokasi fasilitas militer dan gudang senjata.

Meski demikian petinggi militer Israel menyebut serangan itu tak membuat Hamas kalah secara militer. ‘’Mereka masih punya kemampuan kentara untuk melanjutkan kampanye ini dari sudut pandang militer,’’ kata sumber penting di militer Israel.

SBY Ingin Palestina Merdeka

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendorong tercapainya kemerdekaan penuh bagi negara Palestina. Itu menyusul tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas atas ketegangan di jalur Gaza.

Menurut SBY, proses ekskalasi peperangan tidak hanya berhenti dengan gencatan senjata. ‘’Belum rampung karena terus berkelanjutan dan terus dijaga sampai kemerdekaan bangsa Palestina bisa didapatkan,’’ kata SBY di dalam pesawat kepresidenan A330-300 milik Garuda sesaat setelah setelah mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jumat (23/11).

Sikap tersebut, kata SBY, juga sesuai dengan posisi dasar Indonesia. Menurutnya, sesuai dengan amanat undang-undang dasar, maka wajib untuk ikut menjaga ketertiban dunia.

‘’Indonesia ingin berkontribusi, berpartisipasi, dan melaksanakan langkah-langkah yang aktif dan proaktif,’’ katanya.

SBY mengungkapkan, isu mengenai kekerasan di jalur Gaza, menjadi salah satu yang disuarakan dalam KTT ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, dan KTT D-8 di Islamabad, Pakistan, yang baru saja dihadirinya.

Gencatan senjata yang sudah disepakati harus ditindaklanjuti dengan negoisasi lanjutan. ‘’Bagaimanapun sebelum Palestina merdeka maka situasi ini akan terus berlangsung,’’ ujarnya.

Saat masih berada di Islamabad sebelum bertolak menuju Jakarta pada Kamis malam waktu setempat, SBY mengatakan, Indonesia memiliki pendapat bahwa solusi yang pas adalah two state solution, yakni berdirinya negara Palestina dan Israel. Kekerasan bisa berkurang bahkan berhenti ketika Palestina merdeka dan berdamai dengan negara-negara di kawasan itu.

‘’Indonesia memiliki komitmen untuk terus mengawal dan memberikan determinasi mendukung penuh rakyat Palestina mendapat kemerdekaan,’’ terangnya.

Sementara itu, dalam forum KTT D-8 yang berlangsung di Istana Kepresidenan Istana Aiwan-e Sadr (22/11), juga menyoroti konflik yang terjadi Syria. SBY mengatakan sudah melakukan pembicaraan dengan Iran, Mesir, dan Turki, agar konflik bisa segera diakhiri.

Bahkan, Indonesia siap mengirimkan pasukan penjaga perdamaian jika sudah ada kesepakatan untuk mengakhiri konflik.

‘’Yang penting ceasefire telah dibentuk dan sepakat semuanya untuk menghentikan pertumpahan darah itu,’’ kata SBY. Selain itu juga harus ada transisi kekuasaan, transisi politik menuju terbentuknya pemerintahan yang baru.(ara/jpnn/ila)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook