KARACHI (RP) - Seorang Menteri Perkeretapian Pakistan, Ghulam Ahmad Bilour, menawarkan hadiah 100.000 dolar AS atau sekitar Rp950 juta bagi siapa saja yang membunuh pembuat video Innocence of Muslims yang dianggap menghina Nabi Muhammad dan Islam.
‘’Saya mengumumkan bahwa penghujat ini, orang berdosa ini yang telah berbicara omong kosong tentang Nabi Muhammad, siapa saja yang bisa membunuh dia, saya akan membayarnya 100.000 dolar AS,’’ ujarnya dalam sebuah konferensi pers serti dikutip dari reuters, Sabtu (22/9).
‘’Saya mengajak saudara-saudara Taliban dan saudara dari Al-Qaida untuk bergabung dengan dalam misi ini,’’ ucapnya.
Sementara itu, Juru Bicara Perdana Menteri Pakistan, mengatakan, pemerintah tidak ikut campur atas pernyataan menteri tersebut.
Nakoula Basseley alias Sam Bacile, pria yang mengaku sebagai pembuat film The Innocence of Muslims menyerahkan diri ke polisi federal Amerika Serikat pekan lalu.
Akibat video konyolnya itu, muncul banyak demonstrasi besar-besaran di sejumlah negara muslim. Aksi protes yang berujung bentrok itu juga telah menewaskan dan melukai sejumlah korban. Di Pakistan 23 orang bahkan harus tewas dalam serangkaian demonstrasi.
Ratusan Ribu Umat Kutuk Film Anti-Islam
Aksi massa memprotes film Innocence of Muslims terus berlangsung di sejumlah negara, beberapa berujung pada aksi kekerasan yang merenggut sejumlah nyawa, di Pakistan 23 orang bahkan harus tewas dalam serangkaian demonstrasi.
Namun, ada juga aksi yang berlangsung damai. Salah satunya di Rio de Janiero, Brazil, Ahad (16/9). Dan tak hanya umat Islam yang turun ke jalan.
Aksi yang diadakan oleh organisasi pro-toleransi agama, Brazilian Commission for Combating Religious Intolerance (CCIR) diikuti sekitar 200.000 orang dari 25 kelompok agama, termasuk umat muslim, Protestan, Katolik, Buddha, gipsi, federasi Israel, dan kelompok kepercayaan lokal.
Mereka mengutuk Innocence of Muslims yang tidak menghormati Nabi Muhammad, panutan umat Islam. Sekaligus menentang manifestasi cemoohan terhadap keyakinan dan simbol suci sebuah keyakinan.
Dalam film berbiaya rendah dan amatir itu, Nabi Muhammad digambarkan sebagai sosok yang amoral.
‘’Film itu sangat ofensif, menyinggung Nabi Muhammad dan menggambarkan umat muslim sebagai barbar, dan mengandung hasutan penuh kebencian,’’ kata Sami Isbelle, anggota Muslim Beneficent Society of Rio de Janeiro, kepada Inter Press Service (IPS), seperti dimuat oleh Business Mirror, Sabtu (22/9).
Sebaliknya, ia juga menentang aksi protes yang berakhir dengan kekerasan. Kata dia, aksi tersebut justru tidak Islami.
Menurut Isbelle, aksi protes seharusnya diungkapkan melalui jalur damai, yang tak melanggar hukum.
‘’Misalnya, dengan kampanye media untuk menunjukkan siapa sesungguhnya Nabi Muhammad itu, dan warisan berharganya untuk kemanusiaan,’’ ucapnya.
Demonstran lain bersikap sama. ‘’Tidak ada agama yang boleh dihina,’’ kata Maria Isabel Carvalho, penganut Candombli, salah satu agama asal Afrika di Brazil.
‘’Setiap ekspresi serangan terhadap agama harus diperangi,’’ kata imam Katolik Leonardo Holtz.
Para demonstran menyerukan diakhirinya prasangka dan kekerasan terhadap pengikut agama lain, sekaligus menyerukan kepada para calon walikota setempat untuk mengekspresikan komitmen kebebasan beragama.(viv/int/jpnn)