JAKARTA (RP) - Persiapan wukuf di Padang Arafah yang akan dimulai sejak Rabu (24/10) pagi Waktu Arab Saudi (WAS) cukup krusial.
Terutama terkait urusan transportasi darat jamaah menuju dan dari Padang Arafah.
Pengalaman tahun lalu, banyak bus Jamaah Calon Haji (JCH) yang mogok saat bertolak dari Arafah menuju Mina.
Akibat dari kasus bus mogok tahun lalu, JCH banyak yang tercecer di jalan raya karena terjebak macet. Untungnya sampai Senin (22/10), belum ada laporan ada gangguan transportasi darat yang cukup serius.
Pemerintah bahkan saat ini sudah agak tenang karena rata-rata umur bus haji lebih muda dibandingkan tahun lalu. Dengan kondisi ini, potensi bus mogok karena umurnya sudah uzur bisa ditekan.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Anggito Abimanya menyebutkan jika rata-rata umur bus rombongan haji Indonesiaa adalah sekitar 5-7 tahun.
Meskipun begitu, kalangan DPR meminta rata-rata usia bus jamaah haji bisa ditingkatkan lagi maksimal berumur empat tahun.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenag Bahrul Hayat, kemarin (22/10) menjelaskan, jika persiapan seluruh armada bus pengangkut jamaah haji sudah dipantau dengan matang. Bus ini nantinya memiliki rute mengantar jamaah dari Makkah menuju Padang Arafah.
Selanjutnya, setelah selesai wukuf, bus bergerak mengantar jamaah menuju Muzdalifah dan Mina. Saat di Mina, jamaah menjalankan ritual melempar jumrah. ‘’Transportasi (bus, red) sudah disiapkan dan menggunakan sistem shuttle,’’ kata Bahrul.
Dia melaporkan perkembangan terkini jika kondisi jalan di kota Makkah masih normal hingga malam tadi. Tetapi pada jam-jam sibuk, seperti menjelang dan setelah salat lima waktu, ada kemacetan hebat di wilayah sekitar Masjidil Haram.
Begitupula untuk arus kendaraan di jalanan Kota Makkah menuju Padang Arafah sepanjang sekitar 25 Km masih terlihat lengang bahkan cenderung kosong.
Sementara untuk jalan raya yang menghubungkan Padang Arafah ke Mina sepanjang 14 Km sudah disterilkan. ‘’Jalan rute ini sudah ditutup. Hanya boleh dilalui kendaraan-kendaraan tertentu saja,’’ ujarnya.
Persiapan selanjutnya terkait pelaksanaan wukuf sebagai puncak ibadah haji, Bahrul menuturkan, bahwa pembagian maktab (kapling tenda haji di Padang Arafah) dan petugas dari muassasah sedang finalisasi persiapan penyambutan jamaah haji di Padang Arafah dan Mina.
Peninjauan persiapan tenda atau perkemahan untuk jamaah di Padang Arafah akan dilaksanakan hari ini atau H-1 kedatangan jamaah. Peninjauan ini akan dipimpin oleh Menag Suryadharma Ali selaku amirulhaj dan Menko Kesra Agung Laksono.
Seluruh JCH Riau juga akan bertolak Rabu (24/10) ini. Informasi ini diterima Kemenag Riau dari Kabid Haji Drs H Aziz MA yang tengah berada di Tanah Suci Makkah.
‘’Jadi Rabu besok (25/10, red), JCH Riau bertolak ke Arafah,’’ ungkap Kasi Penyuluhan Haji dan Umroh Kemenag Riau Drs H Elwizar, Senin (22/10).
Terkait dengan pelaksanaan wukuf di Arafah nanti, semua petugas kloter Riau sudah melakukan pertemuan dengan jamaah untuk melakukan persiapan. Diakuinya, ada beberapa orang JCH Riau yang masih sakit.
JCH Riau yang tengah mengalami sakit dan masih dirawat BHPI di Arab Saudi menurut informasi yang diterima Kemenag Riau yakni Roslina binti Lutan (80 tahun) asal Kabupaten Kampar dirawat di BPHI Kloter 8 dan Kaimah binti Usman Ahmad (83 tahun) asal Kloter 13 asal Dumai dirawat di maktab.
Sementara dari laporan Kemenag Kabupaten Bengkalis, H Jumari yang saat ini berada di Tanah Suci lewat pesan singkatnya mengatakan ada JCH Bengkalis yang sakit.
Mereka adalah Kadimin (80) asal Kecamatan Bantan. Kadimin mengalami sesak napas. Juni bin Setro (76) juga dari Kecamatan Bantan dan Nuraini dari Kecamatan Bengkalis, mengalami infeksi saluran kencing.
‘’Satu jamaah bernama Zulkifli bin Sarunin (46) harus cuci darah sepekan tiga kali di Rumah Sakit Arab Saudi,’’ papar Jumari.
Menyinggung tentang kondisi JCH Riau yang masih sakit dan dirawat, Elwizar mengatakan, kalau hingga pelaksanaan Wukuf nanti belum sehat dan memungkinkan untuk berjalan, maka akan menjalani Safari Wukup yang dipandu petugas. Mereka akan disediakan ambulance untuk pelaksanaan Safari Wukuf.
Travel Layanan Haji Harus Ditertibkan
Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Riau meminta agar Kementerian Agama RI segera melakukan penertiban travel-travel penyedia layanan haji dan umroh.
Langkah ini untuk menekan terjadinya penipuan pada masyarakat yang menggunakan jasa travel untuk melaksanakan ibadah haji khusus (plus).
Karena setiap tahun, setiap penyelenggaraan ibadah haji selalu saja ada korban. Masyarakat yang sudah membayar lunas untuk pemberangkatan haji plus dengan menggunakan travel ini, batal berangkat. Begitu juga dengan dalam penyelenggaraan haji tahun ini.
Hal ini disampaikan Kasi Penyuluhan Haji dan Umroh, Kemenag Riau Drs H Elwizar yang ditemui Riau Pos, Senin (22/10) di kantor Kemenag Riau.
Namun sayangnya, Kemenag Riau belum mengetahui apakah ada JCH asal Riau yang terjebak dengan travel yang mengaku sebagai jasa pelayanan haji dan umroh atau tidak. Karena sampai sekarang, Kemenag Riau belum menerima laporan soal JCH haji plus yang batal berangkat, baik tertulis maupun lisan.
Sementara untuk menertibkan ini, bukan kewenangan Kemenag Riau. Karena kalangan pengusaha jasa layanan pemberangkatan haji dan umroh itu, izinnya dikeluarkan oleh Kemenag RI.
Haji plus, lanjut Elwizar, ada dua kategori. Yakni haji plus yang mendaftar melalui Kemenag dan tidak melalui Kemenag. Jamaah yang mendaftar melalui Kemenag dan menyetorkan dana awal penyelenggaraan hajinya ke rekening Kemenag RI, adalah jamaah yang resmi. Mereka akan diberangkatkan sesuai dengan kuota pemberangkatan haji plus.
Sementara untuk pemberangkatan haji plus, sama dengan haji reguler. Antre hingga tahun 2016 mendatang. Kebanyakan, jamaah haji plus yang batal berangkat ke Tanah Suci, adalah jamaah haji yang tidak masuk kuota Kemenag haji plus, yang kuotanya ditentukan secara nasional.
‘’Ini inisiatif kalangan penyedia travel layanan pemberangkatan haji dan umroh saja. Sehingga yang menjadi korban masyarakat,’’ ujarnya.
Karena itu, Kemenag Riau meminta agar masyarakat yang ingin menunaikan ibadah haji plus, diminta berkoordinasi dengan Kemenag Riau. Ini untuk memastikan legalitas travel yang digunakan.
Sesuai dengan daftar travel yang dikeluarkan Kemenag RI, ada sebanyak 159 travel penyedia jasa layanan haji dan umroh. Sementara yang melapor ke Kemenag Riau, hanya 11 travel.(wan/ca/jpnn/dac/evi)