PEKANBARU (RP) - Jelang menunggu kepulangan ke Tanah Air, satu lagi jamaah haji Riau meninggal dunia di Makkah, Senin (21/10).
Jamaah bernama Muhammad Saleh bin Yahya (76) wafat setelah menderita sesak napas dan sempat ditangani secara medis, namun nyawanya tak tertolong.
Menurut Kepala Seksi Pendaftaran dan Dokumen Haji Kementerian Agama Riau, Defizon, informasi tersebut diperoleh
berdasarkan laporan dari petugas haji di Makkah. ‘’Info jamaah meninggal dari petugas Kloter 11. Jamaah haji atas nama Muhammad Saleh bin Yahya berasal dari Kabupaten Kampar dari Kloter 11,’’ ungkapnya saat dihubungi Riau Pos, Senin (21/10).
Ia menambahkan, Muhammad Saleh wafat pukul 15.00 WAS dan dimakamkan di Makkah. Dengan begitu sudah lima jamaah Riau meninggal di tanah suci, di antaranya Dewi Ayumi binti Abdul Syukur jamaah Siak, Manan bin Sani jamaah Indragiri Hulu, M Zuechdi bin Soehud jamaah Pekanbaru. Kemudian M Yatim jamaah Bengkalis dan Muhammad Saleh bin Yahya dari Kampar.
‘’Sudah lima jamaah haji Riau wafat saat melaksanakan ibadah di Tanah Suci. Mudah-mudahan tidak bertambah lagi dan selamat kembali ke Tanah Air,’’ terang Defizon.
Saat ditanyakan mengenai kondisi kesehatan jamaah haji, ia mengatakan secara keseluruhan dalam keadaan baik. Meskipun masih terdapat beberapa jamaah mengalami gangguan kesehatan.
Ada jamaah yang sakit, tapi tidak sempat dirawat. Mereka cukup ditangani petugas medis yang mendampingi jamaah.
‘’Kita mendoakan agak seluruh jamaah haji yang ada di Tanah Suci diberikan kesehatan dan dapat kembali ke Tanah Air dengan menjadi haji yang mabrur,’’ urai Defizon.
Jamaah Nekat Selipkan Zamzam ke Bagasi
Di bagian lain, masih banyak jamaah haji asal Indonesia yang tetap nekat memasukkan air zamzam ke bagasi saat hendak pulang ke Tanah Air.
Padahal, petugas sudah mewanti-wanti untuk tidak melakukan perbuatan itu. Selain berpotensi membahayakan penerbangan, tindakan itu juga membuat proses kepulangan jamaah menjadi terhambat.
Senin (21/10), petugas menyita air zamzam dari para jamaah haji dari Kloter Solo dalam jumlah sangat banyak. Tidak tanggung-tanggung, hampir semua anggota Kloter dari Provinsi Jateng itu terkena razia petugas saat berada di area Bandara Internasional King Abdul Azis Jeddah. Maklum, di masing-masing koper jamaah terselip jerigen-jerigen berisi air zamzam.
Air zamzam dalam jerigen itu lantas dibungkus plastik dengan begitu rapi. Setelah itu, baru dimasukkan dalam koper masing-masing.
Bisa jadi agar tidak mencurigakan, jerigen itu kemudian dibungkus beberapa potong pakaian. Bahkan, ada jamaah yang tidak hanya memasukkan satu jerigen berukuran 5 literan. Di antara mereka ada yang dua jerigen plus beberapa botol air mineral.
‘’Memang, sudah disampaikan agar tidak memasukkan zamzam ke koper. Tapi, saya hanya ngikut teman-teman saja. Soalnya, yang lain juga pada begitu,’’ kata seorang jamaah asal Solo yang sudah berusia lanjut itu.
Karena terbukti melanggar ketentuan, maka ribuan liter air zamzam milik jamaah satu kloter asal Solo itu kemudian disita petugas. Namun keberangkatan mereka mesti mundur beberapa saat sebelum akhirnya diterbangkan ke Tanah Air.
Menurut Arsyad Hidayat, kepala Daerah Kerja Makkah Kantor Urusan Haji Indonesia, petugas sudah berulang kali menyampaikan ketentuan tentang barang bawaan saat pulang itu kepada para jamaah.
Baik itu langsung melalui petugas sektor, kloter hingga melalui poster atau selebaran di lokasi pemondokan jamaah. ‘’Kalau sampai membawa barang-barang yang dilarang itu, pasti akan ketahuan,’’ katanya.
Arsyad mengatakan, larangan tidak membawa air zamzam baik di dalam koper yang akan dibagasikan maupun di tas yang dibawa ke kabin.
Pihak maskapai sudah menyiapkan air zamzam untuk para jamaah setiba di debarkasi masing-masing. Untuk penumpang Garuda Indonesia menyiapkan sebanyak 5 liter per jamaah. Adapun penumpang Saudi Airlines sebanyak 10 liter air zamzam per jamaah.
‘’Jika jamaah masih merasa kurang, bisa dikirimkan melalui jasa kargo,’’ ujarnya.
Dikatakan, jika jamaah nekat membawa air zamzam atau barang-barang yang terlarang lainnya maka imbasnya bisa panjang. Bukan hanya bagi diri jamaah bersangkutan, tetapi juga jamaah yang lain. ‘’Rentetan keterlambatan jamaah akan menjadi panjang,’’ ujar Arsyad.
Selain terus menyosialisasikan aturan barang bawaan, lanjut Arsyad, petugas juga telah mengingatkan sejumlah hal penting lain. Di antaranya, tentang kelengkapan ibadah.
Dia meminta para anggota Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) untuk memastikan apakah jamaah sudah melaksanakan rukun dan wajib haji sebelum pulang ke tanah air.
‘’Jangan sampai masih ada jamaah yang ragu atau bahkan belum menyelesaikan salah satu rukun dan wajib haji itu. Buat checklist setiap jamaah. Jika ada yang belum melaksanakan, misalnya tawaf ifadah atau wada, segera laksanakan,’’ imbuhnya.
Ditambahkan, para jamaah haji untuk berhati-hati saat berbelanja oleh-oleh. Sebab, bukan tidak mungkin barang-barang itu asli tapi palsu (aspal).
Pihaknya juga telah mendapatkan laporan ada jamaah yang merasa tertipu saat berbelanja barang elektronik seperti HP.
Dari luar tampak seperti barang orisinal, tetapi dalamnya ternyata palsu. ‘’Harganya dianggap miring, lalu jamaah main beli saja. Ternyata, barangnya tidak bisa dipakai. Nah, hal-hal ini juga mesti diperhatikan,’’ ujarnya.
Lebih lanjut Arsyad menyatakan, proses pemulangan jamaah haji Indonesia terus berlangsung. Hingga malam tadi waktu setempat, setidaknya sudah 29 kloter yang sudah bergerak dari Makkah ke Jeddah.
Adapun yang sudah tiba di Tanah Air, sebanyak 17 kloter. Jika dirata-rata setiap kloter berisi 400 jamaah, maka jamaah yang sudah tiba di Tanah Air melalui debarkasi masing-masing sudah mencapai hampir 7.000 orang.
Untuk jamaah haji khusus (dulu ONH plus), hingga kemarin tercatat sebanyak 2.854 jamaah. Mereka diberangkatkan oleh 36 penyelenggara ibadah haji khusus (PIHK). Jamaah haji khusus yang diterbangkan pesawat Garuda Indonesia dan Saudi Airlines akan langsung mendarat di Jakarta.
Pada tahun ini, kuota jamaah haji khusus setelah dipotong 20 persen tinggal menjadi 13.600 orang. Dari jumlah itu, yang dijadwalkan berangkat ke Tanah Suci ada 13.554 orang. Namun, yang sampai di Arab Saudi 13.553 orang. Ada satu orang yang meninggal di tanah air sebelum berangkat.
Hingga hari ke-41 (20/10), jumlah jamaah asal Indonesia yang wafat di Arab Saudi sebanyak 114 orang. Sebagian besar jamaah itu berasal dari embarkasi Surakarta (Solo), yaitu mencapai 26 orang. Selanjutnya berturut-turut dari Bekasi 20 orang, Surabaya (12), Jakarta (11), Medan dan Batam masing-masing tujuh orang.
Sisanya dari embarkasi lain. Rata-rata mereka meninggal saat dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) dengan jumlah 41 orang. Selebihnya, ada yang meninggal di masjid, pemondokan, dan Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI).
Sementara itu, Direktur Statistik Industri BPS Emil Azmi mengungkapkan, sejauh ini pihaknya belum bisa merilis tingkat kepuasaan jamaah atas penyelenggaraan haji tahun ini. Dikatakan, anggota timnya masih terus bekerja melakukan survei hingga pemulangan jamaah selesai nantinya.
‘’Kerja tim survei kita di sini (Arab Saudi) masih 18 persen. Jadi, belum bisa kami sampaikan,’’ katanya ditemui kantor Daerah Kerja Makkah kemarin.
Pada musim haji tahun kemarin, total indeks kepuasan jamaah haji Indonesia di Arab Saudi tergolong memuaskan. Yakni, mencapai 81,32 persen.
Namun, pencapaian itu menurun dibandingkan dengan indeks kepuasan pada 2011 yang sebesar 83,31 persen. (hud/jpnn/rio)