TOKYO (RP) - Ancaman bahaya PLTN Fukushima meningkat. Otoritas Regulasi Nuklir Jepang (NRA) menambah level kebocoran radioaktif pembangkit listrik yang dikelola Tokyo Electric Power Company (TEPCO) itu, yakni dari satu menjadi tiga. Mulai kemarin (21/8), status kebocoran radioaktif PLTN Fukushima berubah menjadi insiden serius.
"Apa yang menjadi ketakutan kami selama ini akhirnya benar-benar terjadi," ujar Shunichi Tanaka, chairman NRA, dalam jumpa pers di Kota Tokyo.
Karena itu, dia mengimbau semua pihak yang terlibat dalam penanganan PLTN Fukushima bisa bergerak cepat. Dia tidak mau terlambat mengetahui dampak kebocoran radioaktif di fasilitas pembangkit listrik yang rusak karena terjangan tsunami pada 2011 tersebut.
Perubahan status bahaya nuklir dari level satu ke tiga itu merupakan peringatan paling serius yang diterbitkan Jepang sejak tsunami menghantam Fukushima. Tanaka berharap kebocoran pada salah satu tangki penyimpanan air radioaktif bisa segera diatasi. Sejauh ini, tangki yang bocor tersebut telah mengalirkan sekitar 300 ton air yang mengandung radiasi tinggi ke Samudera Pasifik.
Di tempat terpisah, Sekretaris Kepala Kabinet Jepang Yoshihude Suga menyatakan keprihatinannya atas insiden serius yang terjadi di PLTN Fukushima tersebut. Kemarin NRA langsung membawa kasus terbaru PLTN Fukushima tersebut ke Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang bermarkas di Kota Wina, Austria.
"Otoritas Jepang (NRA) terus melaporkan kepada kami perkembangan di PLTN itu. Pakar-pakar kami pun langsung menindaklanjuti laporan tersebut," terang Gill Tudor, jubir IAEA. (AFP/CNN/BBC/hep/c18/dos)