JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Guna makin mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan (Korsel), khususnya dalam bidang ekonomi dan bisnis. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengadakan pertemuan dengan Menteri Perdagangan, Industri dan Energi (MOTIE) Korea Selatan Moon Sung Wook. Pertemuan tersebut merupakan pertemuan pertama tingkat Menteri dalam Joint Committee Meeting on Economic Cooperation (JCEC) Indonesia-Korsel.
Sebagai informasi, JCEC Indonesia-Korsel yang dilaksanakan pada Selasa (22/2/2022) ini, merupakan implementasi dari Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang ditandatangani pada 2018 saat kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Korsel.
Pada forum JCEC, kedua Menteri membahas dan menyepakati kerja sama dalam berbagai bidang yang terefleksikan dalam empat Working Group yaitu Investasi dan Perdagangan, Industri, Energi dan Sumber Daya Mineral, serta e-commerce.
Di samping pertemuan JCEC tersebut, juga dilaksanakan pertemuan bisnis dalam acara Indonesia - Korea Business Forum antara pengusaha Indonesia dan Korea Selatan yang diorganisir bersama oleh KADIN Indonesia dan Korcham. Pertemuan ini merupakan implementasi riil dari hasil-hasil kerja sama yang dirumuskan dalam forum JCEC.
Hasil-hasil konkret forum JCEC ini sangat beragam, di antaranya pembentukan Indonesia Business Cooperation Center, kerja sama pengembangan stasiun pengisian kendaraan listrik, kerja sama investasi bio-nano, kerja sama restorasi wilayah tambang di Indonesia, kerja sama industri kapal dengan kerumitan tinggi seperti kapal tanker dan kapal crane, dan pengembangan pusat transfer teknologi Machine Tools Technical Center di ITB Bandung.
Selanjutnya juga diungkapkan adanya dukungan investasi Hyundai, Posco, Lotte Chemical dan LX Energy Solution di Indonesia, pengembangan start-up industri, industri semi-konduktor dan mobil listrik mini, akses produk buah terutama mangga masuk ke Korsel, kerja sama fasilitasi ekspor UMKM melalui e-commerce, pembentukan Indonesia - Korea Center of Excellence untuk kolaborasi start-up serta kerja sama sektor telemedicine, kerja sama proyek demonstrasi EV charging, sharing kebijakan pada pengembangan infrastruktur smart grid dan EV charging, pengembangan hydrogen dan pembangkit listrik hydropower, serta kerja sama pengembangan teknologi shale gas-CO2 EGR.
Menko Airlangga dan Menteri Moon juga telah menandatangani dan menyaksikan penandatanganan MoU Government to Government (G2G) sebagai bentuk deliverables pada pertemuan Tingkat Menteri JCEC yaitu MOU on Special Economic Zone yang ditandatangani oleh Menko Perekonomian dan MOTIE Korea dan MOU regarding Cooperation on Pilot Projects of Charging System for E-Vehicle yang ditandatangani oleh Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM dengan Presiden Korea Institute for Advancement of Technology (KIAT).
Terkait dengan Presidensi G20 Indonesia, Pemerintah Korsel juga mendukung inisiatif Indonesia dan bersama-sama akan menyukseskan agenda-agenda G20 di 2022 ini.
“Presidensi Indonesia mendukung tema transisi energi untuk masuk dalam kelompok kerja perdagangan, investasi, dan industri. Saya berharap Pemerintah Korsel dapat mendukung hal ini. Selanjutnya, karena G20, Indonesia juga ingin mengajak Pemerintah Korsel membangun kemitraan kuat di bidang perdagangan, investasi, industri, dan yang sekarang penting yaitu bidang digital atau e-commerce,” ungkap Menko Airlangga.
Menko Airlangga menuturkan juga bahwa Indonesia sedang fokus dalam pemulihan ekonomi, terutama dalam transformasi ekonomi, agar nanti dapat keluar dari middle income trap. “Saya rasa Korsel sudah keluar dari middle income trap, dan kita bisa belajar dari mereka. Selain itu, saya juga mengapresiasi peran Pemerintah dan perusahaan-perusahaan Korsel di Indonesia dalam membantu transformasi ekonomi negara ini,” tutur Menko Airlangga dalam keterangan resmi yang diterima Riaupos.co, Selasa sore.
Menko Airlangga dan Menteri Moon juga mengikuti acara forum bisnis Indonesia-Korsel, serta menyaksikan penandatanganan MoU Business to Business (B2B) di antaranya terkait kerja sama di bidang Electric Motorcycle, Electric Vehicle, dan Human Resources Development.
“Pemerintah Korea Selatan selalu mempererat kerja sama dengan negara-negara di ASEAN, termasuk Indonesia. Kerja sama dengan Indonesia adalah sesuatu yang spesial, yaitu sejak awal terjadinya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korsel pada 1973, kedua negara menjadi mitra kerja sama yang selalu mendampingi dalam berbagai proyek pembangunan ekonomi,” ujar Menteri Moon.
Turut hadir dalam pertemuan ini antara lain adalah Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Duta Besar Republik Korea untuk Indonesia Park Tae Sung, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi, dan para Ketua Working Group.
Editor: Eka G Putra