Laporan JPNN, Moskow
Dalam rangkaian turnya ke Benua Eropa, Pemimpin Palestina Mahmud Abbas singgah di Rusia. Jumat (20/1) waktu setempat, tokoh moderat itu tiba di Kota Moskow dan bertemu dengan Presiden Dmitry Medvedev. Keduanya lantas membicarakan negosiasi damai Israel-Palestina yang sampai sekarang masih mogok tersebut.
”Palestina akan selalu mengindahkan nasihat Anda dan menerapkan segala bentuk pendekatan (menuju perundingan damai) yang diusulkan oleh Federasi Rusia,” kata Abbas kepada Medvedev, dalam pertemuan di kediaman sang presiden di pinggiran ibu kota. Mendengar pujian tersebut, kepala negara Rusia itu pun tersenyum. Dia pun kembali menegaskan dukungannya terhadap rencana Palestina untuk merdeka.
Dalam kesempatan itu, Abbas juga memberitahukan kepada Medvedev bahwa nama pemimpin 46 tahun tersebut diabadikan sebagai nama jalan raya di Kota Jericho, Tepi Barat. Konon, keputusan itu diambil setelah Medvedev berkunjung ke kawasan tersebut pada Januari tahun lalu. Untuk mengenang lawatan tersebut, pemerintah setempat sengaja menamakan jalan yang pernah dilewati Medvedev dengan namanya.
”Saya memandang penamaan jalan itu sebagai simbol persahabatan Rusia dan Palestina yang sudah terjalin sangat lama. Bukan dalam hitungan dekade, tapi abad,” papar Medvedev. Dengan bangga, dia mengatakan bahwa hubungan Rusia dan Palestina tak pernah kendur. Bahkan, semakin kuat seiring berjalannya waktu. Karena itu, menurut dia, Palestina tak perlu meragukan dukungan Rusia.
Sebelum melawat ke Rusia, Abbas telah lebih dulu singgah di ibu kota Inggris dan Jerman. Kepada Perdana Menteri (PM) David Cameron dan Kanselir Angela Merkel, dia menegaskan posisi Palestina dalam perundingan damai Israel-Palestina yang buntu. Dia berharap, negara-negara Eropa bisa membantu Palestina mewujudkan kembali perundingan damai dengan Israel tersebut.
Dialog langsung Israel-Palestina macet sejak September 2010. Upaya pihak ketiga untuk memulai kembali perundingan damai tersebut juga tak pernah membuahkan hasil sampai sekarang. Karena itu, Abbas sengaja keliling Eropa untuk menggalang dukungan dari beberapa negara kuat di Benua Biru tersebut agar perundingan damai bisa berlanjut.
Sebelumnya, Merkel telah menjanjikan dukungan kepada Palestina. Menurut dia, baik Palestina maupun Israel telah sama-sama menunjukkan itikad baik untuk bisa kembali ke meja perundingan. ‘’Yang paling penting adalah kedua belah pihak masih sama-sama memelihara harapan untuk melanjutkan dialog damai,’’ kata perempuan 57 tahun tersebut.(AFP/hep/ami/jpnn)