Israel Tunda Serangan Darat ke Gaza

Internasional | Rabu, 21 November 2012 - 10:18 WIB

GAZA (RP) -Langkah diplomasi untuk mengakhiri pertempuran di Gaza terus dilakukan. Meski perang roket masih saja dilancarkan Israel dan Hamas, kedua kubu yang bertikai tersebut tidak menutup jalur perundingan damai.

Pernyataan resmi dari Israel menyebutkan bahwa mereka siap menunda serangan darat ke Gaza untuk memberi waktu lahirnya kesepakatan damai yang tengah digagas di Kairo, Mesir.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Meski demikian, ancaman perang darat tidak begitu saja tertutup. Israel memberi deadline hingga besok. Jika tidak ada kesepakatan di Kairo, pasukan Israel yang sudah mempersiapkan diri sejak sepekan lalu bakal melancarkan serangan darat ke Gaza.

Saat ini ribuan personel militer Israel dengan dukungan artileri sudah berada di perbatasan Gaza. Kondisi itu mengingatkan situasi serupa kala negeri zionis tersebut menginvasi Gaza pada akhir 2008. Saat itu, hanya dalam waktu tiga pekan, serangan militer Israel ke Gaza menewaskan setidaknya 1.300 warga Palestina.

“Kami ingin pembicaraan berjalan sukses, tapi kami juga siap masuk ke Gaza,” ujar juru bicara Israel seperti dilansir BBC, Rabu (20/11).

Di sisi lain, Hamas tidak gentar. Mereka siap menyambut serbuan pasukan Israel. “Musuh akan membayar mahal jika berpikir akan memasuki Gaza,” ungkap Mohammed Dief, komandan militer Hamas.

Sejak konflik itu meletus Rabu lalu (14/11), korban terus berjatuhan di kedua kubu. Sebanyak 110 warga Palestina dan 3 orang Israel tewas. Ribuan roket dilancarkan kedua kubu sehingga merusak permukiman dan fasilitas publik lain gara-gara konflik yang dipicu tewasnya pejabat militer Hamas oleh Israel tersebut.

Utusan resmi Israel dan Hamas kini berada di Kairo untuk menjalani perundingan damai. Sumber di pemerintahan Mesir menyatakan bahwa langkah tersebut menunjukkan tanda-tanda positif.

Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Hillary Clinton malam tadi meninggalkan Kamboja untuk menuju Israel, Ramallah, dan Mesir. Dia akan ambil bagian dalam perundingan damai di Kairo.

“Dia (Hillary, red) akan bertemu dengan para pemimpin regional, dimulai dengan partner kami dari Israel, untuk meredakan situasi di Gaza,” tutur Deputy National Security AS Ben Rhodes seperti dilansir CNN.

Sekjen PBB Ban Ki-moon juga berada di Kairo untuk mencari solusi atas krisis itu. Dia akan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Sebelum itu, Ban Ki-moon bertemu dengan Pemimpin Liga Arab Nabil Al Arabi. “Saya di sini untuk mengajak semua pihak mengakhiri kekerasan,” kata Ban Ki-moon dalam konferensi pers di Kairo kemarin.

Ban Ki-moon menegaskan bahwa situasi seperti itu harus segera dihentikan. Jika tidak, kondisi tersebut bakal berdampak buruk bagi situasi keamanan regional. Konflik itu tidak hanya melibatkan Israel dan Palestina, tapi juga berpotensi menyebar ke kawasan Timur Tengah. “Eskalasi yang lebih jauh dari situasi ini akan membawa risiko bagi seluruh kawasan,” tutur pria dari Korea Selatan itu.

Mesir mengambil peran dalam upaya perdamaian dengan menggandeng Qatar dan Turki. Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu dan koleganya dari sejumlah negara Arab mengunjungi Gaza kemarin.

Butir-butir kesepakatan di Kairo memang belum diketahui. Namun, Israel dan Hamas telah menegaskan keinginan masing-masing. Israel meminta tidak ada lagi serangan dari Gaza dan mengharapkan ada tekanan dari dunia internasional untuk melucuti senjata Hamas. Di sisi lain, Hamas meminta Israel menghentikan blokade atas Gaza. Hamas juga menuntut Israel menghentikan pembantaian atas warga Palestina.

Sementara itu, suasana Gaza kemarin relatif tenang. Meski begitu, sejumlah ledakan masih saja terjadi, terutama saat malam. Militer Israel melepaskan sedikitnya 100 roket dengan sasaran terowongan dan tempat persembunyian bawah tanah para milisi Hamas. Kubu Hamas mengklaim bahwa tujuh orang tewas dalam serangan tersebut.

Tak mau kalah, Hamas melancarkan sedikitnya 60 roket dari Gaza ke wilayah Israel. Mayoritas di antara roket-roket tersebut berhasil dimentahkan oleh sistem antiroket Israel. Meski begitu, seorang prajurit Israel dikabarkan terluka gara-gara serangan tersebut.

Desakan agar kekerasan di jalur Gaza segera dipungkasi juga disuarakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang tengah mengikuti KTT ASEAN ke-21 di Phnom Penh, Kamboja. Hal itu disampaikan saat forum ASEAN- AS yang diikuti langsung Presiden Barack Obama.

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengungkapkan, presiden menyampaikan keprihatinan terjadinya siklus kekerasan di kawasan Gaza. SBY meminta pihak-pihak yang memiliki pengaruh untuk mendesak agar kekerasan segera dihentikan. “Bapak presiden secara khusus merujuk pada konflik 2008-2009, hanya tiga minggu konfliknya namun mengakibatkan korban lebih dari 1300 orang yang meninggal dunia,” kata Marty di Peace Palace, kemarin.

Menurut Marty, Obama menyimak dan mencatat apa yang diutarakan oleh SBY dalam forum tersebut. Bahkan kemudian langsung memberikan responnya.

“Beliau (Obama) akan bekerja menghubungi semua pihak yang terkait untuk mendesak agar konflik bersenjata segera diakhiri,” katanya.

“Jadi intervensi presiden mengenai masalah Gaza sangat tepat waktu dan langsung ditanggapi,” samnbung mantan dubes RI untuk PBB itu.

Gelar Salat Ghaib Akbar

Sementara itu dukungan masyarakat Indonesia terus mengalir menunjukkan keprihatinannya terhadap peperangan di Jalur Gaza. Di antaranya dikeluarkan oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI). Mereka berencana melakukan salat ghaib akbar di seluruh masjid Jumat depan (23/11).

Seruan menjalankan Salat Ghaib serentak di seluruh Indonesia untuk mendoakan arwah korban tewas di Jalur Gaza ini disampaikan langsung oleh Ketua Umum DMI Jusuf Kalla. “Informasinya sudah kita sebar ke seluruh anggota DMI. Insya Allah Jumat depan setelah salat Jumat,” ujarnya setelah penandatanganan nota kesepahaman dengan Mendikbud Mohammad Nuh di Jakarta, Selasa (20/11).

Melalui Salat Ghaib serentak ini, tokoh yang akrab disapa JK itu mengatakan merupakan bentuk dukungan dari masyarakat Indonesia kepada Palestina. DMI memiliki anggota sekitar 800 ribu masjid di seluruh Indonesia dengan ratusan juta jamaah. Dia mengatakan para korban yang meninggal itu adalah saudara sesama muslim. Diharapkan setelah salat Jumat nanti masyarakat tidak langsung buru-buru pulang dulu.(fal/wan/jpnn/ila)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook