MAKKAH (RP) - Seorang jamaah haji asal Kabupaten Bengkalis bernama M Yatim (55) yang tergabung dalam Kloter 9 meninggal dunia setelah mengalami demam tinggi, Ahad (210/10) pukul 14.00 Waktu Arab Saudi (WAS).
Wartawan Riau Pos Evi Suryati dari Makkah melaporkan, M Yatim meninggal usai melaksanakan Tawaf Ifadah yang merupakan salah satu rangkaian ibadah haji. Sebelum meninggal, saat rombongan mau balik ke maktab, almarhum sempat ke toilet.
Namun setelah ditunggu istrinya ditemani ketua rombongan, M Yatim tak muncul-muncul. Karena, kata istrinya, ia sudah terbiasa pergi sendiri ke Masjidil Haram. Akhirnya rombongan pulang ke maktab. Baru pada tengah malam, almarhum diantar oleh pemandu ibadah Kloter 9. Kondisinya saat itu dalam keadaan sehat.
Kemudian Ahad pagi, kondisi tubuh M Yatim menurun dan mengalami demam panas tinggi. Menurut dokter yang melakukan pemeriksaan saat itu, panasnya sampai 39 derjat celcius tersebab kekurangan cairan.
Kemudian almarhum oleh pihak regu dirujuk ke klinik sektor. Saat mendapat perawatan itu nyawanya tak tertolong dan akhirnya M Yatim meninggal dunia pukul 14.00 WAS.
Rabu Jamaah Haji Riau Kembali ke Tanah Air
Sementara itu, berdasarkan jadwal pemulangan jamaah haji Riau di debarkasi Batam, jamaah Kloter 4 yang berisi gabungan jamaah Kota Dumai (Riau) dan Provinsi Jambi diberangkatkan dari Jeddah, Rabu (23/10) malam. Kloter ini diperkirakan tiba di Bandara Hang Nadim Batam, Kamis (24/10) pagi.
Kepala Bidang Seksi (Kasi) Pendaftaran dan Dokumen Haji, Kemenag Riau, H Defizon kepada mengatakan proses pemulangan jamaah berjalan seperti yang telah dijadwalkan sebelumnya.
‘’Jika tidak kendala jamaah haji kita (Riau, red) pertama berangkat dari Jeddah, Rabu (23/10). Diprediksi tiba di Batam pada 24 Oktober dan keesokan harinya sudah dapat kembali ke kampung halaman,’’ ungkapnya saat dihubungi Riau Pos kemarin.
Kata Defizon, keberangkatan jamaah ke tanah air akan berlangsung secara berurutan sesuai daftar keberangkatan per kloter. Pihaknya, juga akan melakukan koordinasi dengan petugas pendamping haji untuk mengetahui dan melihat perkembangan jamaah haji Riau.
Begitu juga saat disinggung mengenai barang bawaan jamaah, ia mengatakan hal itu sudah ada aturan yang mengaturnya. Di mana, jamaah hanya diperbolehkan membawa barang maksimal 32 Kg.
‘’Ya kalau lebih, bisa dikirim lewat kargo. Kita harapkan, JCH tidak berlebihan membawa oleh-oleh, sehingga tidak terkendala saat dibawa kembali ke tanah air. Itu juga sudah kita koordinasikan,’’ urai Defizon.
Kloter Pertama Tiba Malam Tadi
Sejumlah jamaah haji Indonesia mengajukan diri untuk bisa pulang ke tanah air lebih awal (tanazul) dengan alasan beragam. Di antara mereka ada pejabat-pejabat daerah. Tapi, tidak semua pengajuan itu disetujui.
Laporan wartawan JPNN, M Sholahuddin dari Makkah, hingga Sabtu malam (19/10) waktu setempat, sebanyak 368 jamaah mendapat persetujuan untuk pulang awal.
‘’Kalau jamaah sakit atau ada yang harus segera diselesaikan di tanah air, bisa mengajukan izin tanazul,’’ kata Arsyad Hidayat, kepala Daerah Kerja Makkah Kantor Urusan Haji Indonesia, Ahad (20/10).
Persetujuan tanazul itu mesti menyesuaikan ketersediaan seat (kursi), ketepatan tanggal keberangkatan pesawat ke tanah air, serta kesesuaian embarkasi.
‘’Prinsipnya kita akan berupaya memberikan layanan kepada para jamaah yang mengajukan tanazul. Namun, tentu kalau ada kursi kosong,’’ ujar Arsyad.
Saat pemulangan jamaah haji memang selalu ada seat pesawat yang kosong karena sejumlah alasan. Misalnya, jamaah wafat. Hingga kemarin jumlah jamaah wafat di Arab Saudi ada 115 orang. Yang meninggal di embarkasi ada enam orang. Nah, dari jamaah yang wafat saja ada 121 seat kosong.
Selain dari seat jamaah wafat, ada juga karena jamaah masih dirawat di rumah sakit sehingga jadwal kepulangan harus diundur. Ada ratusan jamaah sakit yang menjalani rawat inap di Makkah.
Seat kosong juga bisa dari jamaah yang dulu tertunda atau batal berangkat ke Tanah Suci dengan beberapa sebab. Dari data Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi, total mereka yang tertunda dan batal berangkat ke Tanah Suci dari seluruh embarkasi tahun ini mencapai 224 orang. Nah, kekosongan-kekosongan seat itulah yang berpeluang untuk dimanfaatkan jamaah.
‘’Kendati begitu, karena alasan tertentu, ada juga yang juga meminta pulang mundur,’’ terang Arsyad. Selain sakit, ada juga yang mengajukan tanazul dengan alasan tugas. Apakah itu tugas negara atau tugas dari perusahaan.
Namun, untuk kepentingan itu yang bersangkutan harus menunjukkan surat resmi dari instansi atau perusahaan tempat jamaah tersebut bekerja.
Sementara itu, Sabtu (19/10) malam, Direktur Pembinaan Haji Kemenag Ahmad Kartono melepas jamaah Kloter 1 Jakarta-Pondok Gede (JKG) yang paling awal pulang ke tanah air.
Kloter 1 JKG itu beranggotakan 455 orang. Mereka diberangkatkan dari pemondokan ke Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, dengan menggunakan sepuluh bus.(hud/ca/jpnn/rio/dac)