IRAN turut menyampaikan kecaman terhadap serangan bom mematikan di Libanon yang menewaskan delapan orang termasuk pejabat tinggi intelijen. Tidak hanya itu, Iran juga menyalahkan musuh abadinya, yakni Israel, atas insiden ini.
“Iran mengecam serangan teroris yang dilakukan oleh pihak-pihak yang betujuan untuk menciptakan perpecahan antara kelompok Libanon yang tidak pernah memperjuangkan kepentingan nasional Libanon,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast, dalam pernyataanya seperti dilansir AFP, Sabtu (20/10). “Tidak diragukan lagi, tokoh utama rakyat Libanon dan sekitarnya adalah rezim zionis yang mengambil keuntungan dari ketidakstabilan dan kurangnya keamanan di kawasan tersebut,” imbuhnya.
Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi juga menyampaikan kecaman atas serangan bom ini. Ali Akbar bahkan langsung menghubungi mitranya, Menlu Libanon Adnan Mansur. “Musuh dari kawasan ini tengah mencari-cari cara untuk semakin meningkatkan ketidakamanan ini demi mencapai tujuan-tujuan mereka yang buruk,” tegas Ali Akbar seperti dikutip oleh situs resmi Kemenlu Iran.
Pada Jumat (19/10) waktu setempat, ledakan dahsyat di terjadi Beirut, tepatnya di Lapangan Sassine, distrik Ashrafiyeh yang mayoritas penduduknya beragama Kristen. Lokasi terjadinya ledakan hanya berjarak 200 meter dari markas partai Kristen setempat, Phalange, yang juga dikenal anti-Suriah.
Ledakan ini tercatat sebagai yang terburuk di ibu kota Libanon selama tahun-tahun terakhir. Sebanyak 8 orang, termasuk Kepala Intelijen Tentara Keamanan Libanon, Jenderal Wissam al-Hassan, tewas dalam ledakan ini. Sedangkan sekitar 86 orang lainnya luka-luka. Gambar-gambar televisi setempat menunjukkan sejumlah mobil hancur, beberapa gedung rusak berat dan salah satu gedung terbakar.(esi/int)