RI Bawa Innocence of Muslims ke PBB

Internasional | Jumat, 21 September 2012 - 09:35 WIB

JAKARTA (RP) - Indonesia mengusulkan sebuah protokol internasional yang mengatur tentang kebebasan menyusul penayangan film Innocence of Muslims yang mendapat protes di beberapa negara.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menugaskan Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa berkomunikasi dengan komunitas internasional terkait usulan tersebut.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Bapak Presiden meminta Menteri Luar Negeri untuk mengomunikasikan usulan protokol internasional itu,” kata Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah kepada JPNN, Kamis (20/9).

Yang paling dekat, lanjutnya, misi itu akan dilakukan dalam forum Sidang Umum PBB pekan depan.

Faiz mengatakan, usulan protokol internasional untuk mencegah berulangnya kasus seperti film Innocence of Muslims.

‘’Jangan sampai ada kebebasan yang tidak bertanggung jawab,” katanya.

Namun Faiz belum bisa memastikan nantinya protokol tersebut disepakati dalam bentuk apa. “Ini masih dalam tahap komunikasi awal,” kata mantan juru bicara kementerian luar negeri itu.

Menko Polhukam Djoko Suyanto dalam kesempatan terpisah mengatakan, kebebasan tetap memerlukan batasan. Kebebasan yang kelewat batas, kata dia, justru bisa menyusahkan negara.

‘’Karena itu harus diambil solusi yang sebaik-baiknya, memperhitungkan dampak yang terjadi,” katanya.

Menurutnya, kebebasan berkaitan hak asasi, baik yang diatur dalam Declaration of Human Rights maupun undang-undang dasar.

Namun kebebasan juga dibatasi dengan kebebasan individu yang lain. “Kebebasan tidak bisa melanggar hak asasi orang lain,” ujar Djoko.

Mantan Panglima TNI itu menuturkan, rencana memperjuangkan protokol internasional itu dipandang perlu. “Kalau ada kebebasan yang melanggar agama tertentu, itu juga diatur bagaimana,” kata Djoko.

Seperti diketahui, pemutaran film Innocence of Muslims mendapat protes keras di beberapa negara, terutama dari umat muslim. Film itu dianggap melecehkan Nabi Muhammad.

Aksi protes umumnya dilakukan di depan kantor kedutaan besar atau perwakilan Amerika Serikat. Di Jakarta, aksi massa yang mengatasnamakan diri Forum Umat Islam bahkan berlangsung ricuh. (fal/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook