Pembangunan RS Indonesia Terganggu

Internasional | Selasa, 20 November 2012 - 10:28 WIB

GAZA (RP) - Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menerima laporan jika kondisi di Gaza semakin memanas. Kondisi ini otomatis mengganggu pembangunan Rumah Sakit (RS) Indonesia yang mereka bangun di kawasan konflik itu.

Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad di Jakarta kemarin mengatakan, pihaknya terus meng-update situasi di Gaza melalui relawan mereka yang sedang ada di sana. ‘’Total ada 28 relawan (konstruksi, red) kami yang sekarang menuntaskan pembangunan RS Indonesia di Gaza. Kondisi mereka baik-baik saja,’’ katanya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sarbini menuturkan, saat ini pembangunan RS Indonesia di Gaza itu sudah memasuki tahap-tahap akhir. Dia memperkirakan pembangunan RS Indonesia tuntas pada akhir tahun depan atau awal 2014 nanti. Dia mengatakan meski situasi memanas tidak sampai ada rudal atau bom serdadu Israel yang mampir ke RS Indonesia.

‘’Sudah ada kesepakatan jika fasilitas umum, termasuk rumah sakit, tidak boleh jadi sasaran perang,’’ tuturnya. Dia berharap pihak Israel menepati aturan perang ini.

Meskipun sampai saat ini RS Indonesia di Gaza masih aman, tetapi pembangunannya terganggu akibat memanasnya serangan Israel. Divisi Konstruksi MER-C Ir Faried Thalib menuturkan, saat ini aktifitas pembangunan masih berjalan. ‘’Tetapi hanya sampai menghabiskan material yang ada saja,’’ katanya.

Padahal pada kondisi normal mereka selalu mendatangkan material pembangunan baru sebelum material yang ada habis. Biasanya material didatangkan dari kawasan Mesir dan negara timur tengah lainnya. Dia mengatakan belum berani mendatangkan material baru karena khawatir kondisi di Gaza kian memanas.

Menurut Faried, pembangunan RS Gaza selama ini tidak mengalami hambatan. Sebab pemerintah setempat mendukung penuh pembangunan RS berkapasitas 100 tempat tidur pasien itu. Dia menuturkan para relawan konstruksi itu bekerja mulai subuh hingga sore hari menjelang Maghrib. ‘’Mereka istirahat saat Dzuhur dan Ashar,’’ katanya.

Rencananya jika RS yang konstruksinya saja berbandrol Rp30 miliar itu sudah dibuka, akan ada sharing petugas medis. Faried mengatakan secara umum petugas medis akan didrop dari daerah setempat. ‘’Mereka itu jago-jago. Banyak yang lulusan Amerika dan Eropa,’’ tuturnya.

Namun khusus untuk dokter spesialis bedah, masih jago ahli-ahli dari Indonesia. Menurut mereka, tangan-tangan dokter bedah asal Indonesia lebih luwes dan telaten. Kondisi ini sudah menjadi pengakuan umum di Gaza. Dengan demikian, hampir bisa dipastikan jika ahli bedah di RS Indonesia di Gaza ini akan diisi orang-orang Indonesia.

Pihak MER-C juga mendesak pemerintah Indonesia memberikan dukungan ke Gaza secara nyata. Tidak hanya retorika berupa pernyataan keprihatinan dan desakan supaya Israel menghentikan serangan. Mereka berharap Indonesia bersedia memberikan bantuan obato-obatan, selimut, dan makanan untuk warga Gaza. Pemerintah Indonesia diminta tidak takut kepada Amerika untuk mengirimkan logistik bantuan ke Gaza. (jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook