KUALA LUMPUR (RP) - Dua warga negara Indonesia yang bekerja di Malaysia divonis mati pada Kamis (18/10), atas kasus pembunuhan.
Padahal, pembunuhan itu dilakukan untuk membela diri saat rumah majikan mereka disatroni maling.
Diberitakan Borneo Post, Jumat (19/10), dua pekerja bernama Frans Hiu dan Dharry Frully Hiu ini bekerja di sebuah tempat rental Playstation pada sebuah rumah di Jalan 4, Taman Sri Sungai Pelek, Selangor. Saat kejadian pada Desember 2010, keduanya mengaku tengah tertidur pulas.
Tiba-tiba mereka mendengar seorang pencuri masuk ke dalam rumah tersebut. Kedua kakak beradik ini langsung melakukan perlawanan terhadap pencuri yang diketahui bernama R Khartic tersebut.
Frans yang berkelahi dengan Khartic berhasil mencekik leher maling itu hingga tewas.
Dalam pengadilan di Shah Alam, hakim mengabulkan tuntutan jaksa penuntut Zainal Azwar untuk memvonis keduanya dengan hukuman gantung.
Rencananya, keduanya akan langsung mengajukan banding atas keputusan tersebut.
Mereka mengatakan, pembunuhan tersebut dilakukan untuk mempertahankan diri, bukan disengaja.
Sementara itu, ayah pencuri tersebut VP Rajah, terlihat menangis saat vonis dibacakan. Khartic dikenal seorang pesakitan, sebelumnya dia pernah ditahan karena kasus perkelahian.
TKI Tewas
Nasib nahas menimpa para pekerja bangunan asal Indonesia di Shah Alam, Malaysia, pada Kamis (18/10). Rumah yang tengah mereka kerjakan tiba-tiba roboh, menewaskan seorang WNI dan melukai empat lainnya.
Menurut Juru Bicara Kedutaan Besar Republik Indonesia di Malaysia, Suryana Sastradireja, Jumat (19/10), insiden itu terjadi saat pekerja bangunan hendak membuka lapisan tembok yang ditahan dengan kayu. Tembok tersebut tiba-tiba roboh.
‘’Rumah itu hendak ditinggikan hingga tiga tingkat dari sebelumnya hanya dua tingkat,’’ kata Suryana.
WNI yang menjadi korban dalam insiden itu ada lima orang. Sebelumnya kantor berita Bernama menuliskan korban berjumlah enam orang.
‘’Dari 15 pekerja asal Indonesia, sebanyak 10 orang selamat tanpa cedera. Sementara empat di antaranya terluka, seorang tewas,’’ kata Suryana. ‘’Satu di antara korban luka putus kakinya, satu orang lainnya kakinya patah,’’ lanjutnya lagi.
Korban tewas bernama Toto Mohammad Anthony (32) asal Ponorogo, Jawa Timur. Korban luka menurut Bernama adalah Afifin, Waras, Kabir dan Ghadami.
Nama terakhir disebut adalah korban yang kehilangan kakinya. Suryana mengatakan, saat ini jenazah Toto disemayamkan Hospital Tengku Ampuan Rahimah, Klang. Belum dipastikan kapan jenazahnya akan dipulangkan.(bbc/viv/dtc/jpnn)