DISNEY (RP) - Pemerintah negara bagian Northern Territory, Australia, menghapus undang-undang berusia ratusan tahun yang melarang ramalan tarot dan sihir.
Kajian undang-undang yang dilakukan belum lama ini menunjukkan bahwa Undang-Undang Sihir, yang disahkan pada 1735 dan diadopsi dari Inggris, masih ada di dalam sistem hukum Australia.
Berdasarkan lansiran abconline (18/8), dalam undang-undang tersebut menyebutkan siapapun yang mengeluarkan mantra atau meramal masa depan bisa dijatuhi hukuman penjara satu tahun.
Para pelanggar undang-undang juga bisa dijatuhi hukuman berupa dilempari dengan sayur-mayur.
Jaksa agung Northern Territory, John Elferink, mengatakan sanksi pelanggaran undang-undang tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
"Orang bisa melihat masa lalu dan menyembuhkan hal-hal yang perlu disembuhkan," kata Jaksa agung Northern Territory, John Elferink.
"Sanksi itu tak sesuai dengan praktik hukum modern. Saya tentu tak bisa melihat seorang peramal tarot dibawa ke pasar dan kemudian dilempari dengan aneka sayur-mayur atau meringkuk di penjara selama satu tahun," lanjut Elferink.
Para peramal tarot di Northern Territory menyambut baik keputusan negara bagian menghapus Undang-Undang Sihir.
Tammy Hatherill, peramal tarot yang membuka praktik di Northern Territory, mengatakan memang tidak seharusnya meramal masa depan dilarang.
Menurut Hatherill tarot tak sekedar ramalan. "Tarot juga bisa menyembuhkan karena semua informasi bisa dibaca. Informasi inilah yang diperlukan orang. Orang bisa melihat masa lalu dan menyembuhkan hal-hal yang perlu disembuhkan," jelasnya.
Sementara kalangan yang mempraktikkan sihir di negara bagian ini berharap dengan dihapusnya undang-undang tentang sihir masyarakat akan lebih menerima kepercayaan dan tradisi tersebut. (esy/jpnn)