KRISIS UKRAINA

Resimen Azov Bertarung Pertahankan Mariupol dari Agresi Rusia

Internasional | Minggu, 20 Maret 2022 - 02:08 WIB

Resimen Azov Bertarung Pertahankan Mariupol dari Agresi Rusia
Resimen Azov, pasukan milisi yang oleh Rusia dianggap neo-Nazi, yang bertempur mati-matian mempertahankan Maiupol. (REUTERS/DAILY MAIL)

KIEV (RIAUPOS.CO) - Pertempuran berkecamuk antara Resimen Azov Ukraina melawan pasukan Rusia untuk menguasai pabrik baja Azov di Mariupol. Meski demikian, laporan mengenai status salah satu fasilitas industri utama Ukraina itu masih simpang-siur.

Pada Jumat (18/3) malam waktu setempat, seorang penasihat pemerintah melaporkan pabrik itu berada di tangan Rusia setelah pertempuran yang sedang berlangsung dengan pasukan Ukraina.


Namun, dalam pembaruan Sabtu (19/3), Batalion Azov, yang memiliki basis besar di Mariupol, mengatakan, pabrik itu tetap berada di tangan mereka.

"Musuh belum sampai sejauh ini ke kota. Angkatan Laut Ukraina, bersama dengan Batalion Azov, bersama dengan polisi, terus mempertahankan kota dan warga sipilnya," kata anggota batalion Vladislav Sobolievskyi seperti dilandir CNN, Sabtu (19/3/2022).

"Hari ini pabrik baja Azov berada di bawah kendali kami. Serangan udara menghantam seluruh kota, termasuk pabrik, tetapi musuh belum meletakkan tangannya di pabrik kami," sambungnya.

Sebagai informasi, Batalion Azov atau yang dikenal dengan Resimen Azov merupakan paramiliter atau pasukan milisi relawan Ukraina yang didirikan pada Mei 2014.

Para batalion yang sebagian besar bermarkas di Kota Mariupol merupakan kelompok militer yang terlatih dengan baik dan terdiri dari nasionalis dan radikal sayap kanan.

Rusia pun menuduh Batalion Azov sebagai kelompok ekstremis neo-Nazi yang mengganggu stabilitas keamanan di negara mereka.

Mulanya, Azov merupakan milisi sukarelawan yang dibentuk di kota Berdyansk untuk mendukung tentara Ukraina dalam memerangi separatis pro-Rusia di Ukraina timur.

Beberapa pejuangnya berasal dari kelompok sayap kanan Pravyi (Sektor Kanan), yang anggota intinya merupakan warga Ukraina timur dan berbicara bahasa Rusia.

Kelompok itu juga sempat menganjurkan persatuan bangsa Slavia Timur yang terdiri dari Rusia, Belarusia, dan Ukraina. Kala itu, para pejuang Azov terdiri dari pendukung sepakbola dan yang lainnya dari kalangan nasionalis.

Sumber: AFP/CNN/Reuters/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook